Denpasar (Antara Bali) - Bali memperoleh devisa dari ekspor hasil perikanan dan kelautan sebesar 64,78 juta dolar AS selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2013, naik 10,06 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 58,86 juta dolar AS.
"Sektor perikanan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 22,42 persen dari total nilai ekspor Bali keseluruhan yang mencapai 288,93 juta dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, ikan tuna segar dan beku paling tinggi menyumbangkan devisa dari delapan jenis hasil perikanan Bali yang menembus pasaran luar negeri.
Hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang bermangkal di Pelabuhan Benoa itu menyumbangkan devisa sebesar 41,74 juta dolar AS hasil pengapalan 7,774,72 ton selama tujuh bulan pertama 2013.
Ketut Teneng menambahkan, dari segi volume meningkat 3,33 persen, namun untuk nilai merosot 2,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 7.523,86 ton seharga 42,86 juta dolar AS.
Demikian pula ikan kerapu memberikan andil sebesar 7,07 juta dolar AS, ikan hias hidup 1,86 juta dolar, ikan kakap 3,72 juta dolar, kepiting 73.284 dolar dan ikan lainnya 9.454,65 juta dolar AS.
Selain itu juga lobster 843.074 dolar AS dan sirip ikan hiu 7.240 dolar AS. Dua jenis mata dagangan hasil perikanan lainnya yang meliputi rumput laut ikan nener tidak lagi mampu menghasilkan devisa.
Gede Suarsa menjelaskan, pasaran Jepang menyerap paling banyak hasil perikanan Bali yang mencapai 37,23 persen dan menyusul Amerika Serikat 24,62 persen dan Australia 5,74 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Malaysia 0,69 persen, Singapura 0,87 persen, Hong Kong 4,85 persen, Inggris 0,75 persen, Prancis 1,03 persen, Jerman 0,43 persen dan Spanyol 1,11 persen.
sebanyak 22,68 persen sisanya menembus ke berbagai negara lainnya sehingga mampu menjadikan sektor perikanan dan kelautan yang cukup dominan dalam meraup devisa, ujar Ketut Teneng. (WRA)