Denpasar (Antara Bali) - Kepala Museum Nasional Retno Sulistianingsih Sitowati mengatakan museum bukan gudang benda bersejarah, sehingga harus dikelola dengan manajemen yang benar.
"Kekurangan kita selama ini adalah dalam manajemen pengelolaannya, sehingga museum sering dianggap sebagai gudang tempat menyimpan benda-benda bersejarah," katanya di Denpasar, Bali, Sabtu malam.
Usai santap malam bersama peserta seminar permuseuman internasional dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Retno mengakui masih banyak kekurangan dalam manajemen pengelolaan museum khususnya museum negeri.
"Oleh karena itu, dengan adanya seminar internasional ini kita belajar dan bertukar pengalaman dengan museum di luar negeri, seperti museum di China dan Nederland (Belanda)," katanya.
Ia mengatakan koleksi benda sejarah di sejumlah museum di Tanah Air memang banyak dan beragam. "Koleksi benda dari zaman prasejarah hingga zaman modern, semua terpajang di museum," katanya.
"Namun sayang, kekurangan kita adalah dalam manajemen pengelolaannya, karena museum masih dianggap sebagai gudang benda bersejarah. Persepsi ini yang harus kita perbaiki," kata Retno.
Untuk itu, kata dia, yang paling utama perlu mendapat perhatian dan prioritas adalah menyiapkan sumber daya manusia dan manajemennya.
"Jika itu dapat diwujudkan di setiap museum, keinginan masyarakat untuk berkunjung ke museum pasti meningkat," katanya.
Ia merasa yakin jika pengelola museum mampu menata koleksinya dengan baik serta menarik, dan petugas museum dapat memberikan informasi secara detail, maka masyarakat maupun wisatawan asing akan tertarik untuk mengunjungi museum.
Menurut dia, di Museum Nasional di Jakarta manajemen pengelolaannya sudah cukup baik dan memenuhi standar.
Retno mengatakan sekarang yang perlu ditingkatkan adalah pengelolaan dan manajemen museum di daerah-daerah.
"Kita akan terus berupaya meningkatkan ke arah itu, apalagi pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada Maret 2010 telah mencanangkan tahun kunjungan museum," katanya.
Sementara itu, seorang pendiri Museum Rudana di Kabupaten Gianyar, Bali, I Nyoman Rudana mengatakan pihaknya telah mengoleksi ratusan lukisan dari para pelukis terkenal, baik di Bali, nasional maupun internasional.
"Selain memajang dan menata dengan baik agar menarik pengunjung, saya juga memberikan penjelasan mengenai sejarah kehidupan pelukis yang bersangkutan hingga judul lukisan secara detail," kata lelaki yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2004-2009.
Menurut dia, pengunjung tidak sekadar ingin tahu benda-benda sejarah bernilai tinggi, tetapi mereka juga ingin mendapat penjelasan yang lengkap.
"Oleh karena itu, museum tidak sekadar sebagai tempat memajang benda-benda bernilai sejarah, karena pengunjung juga ingin tahu lebih banyak informasi di balik benda yang dipajang tersebut," kata Rudana.
Menurut panitia seminar, kegiatan ini telah berlangsung tiga hari, yaitu hingga Sabtu (8/5). Pesertanya sekitar 110 orang dari tujuh negara antara lain Singapura, China, Laos, Inggris, Belanda, dan tuan rumah Indonesia.(*)
Musuem Bukan Gudang Benda Bersejarah
Minggu, 9 Mei 2010 9:25 WIB