Denpasar (Antara Bali) - Segelintir orang memang mempertanyakan keuntungan apa yang bisa diraih Bali dari pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) yang melibatkan puluhan kepala negara/pemerintahan.
Selama sepekan lebih kegiatan itu berlangsung, 1-8 Oktober 2013 sedikit mengganggu aktivitas keseharian masyarakat setempat, termasuk wisatawan mancanegara yang mau berliburan ke Pulau Dewata tertunda, akibat bandara internasional Ngurah Rai membatasi penerbangan komersial saat kepala negara dan pemerintahan itu mendarat.
Bahkan kawasan Nusa Dua, tempat berlangsungnya KTT APEC mendapat pengawasan secara ekstra ketat, sehingga menyulitkan akses masyarakat setempat, termasuk truk-truk besar yang membawa material bahan bangunan seperti tanah urug harus istirahat sementara.
Namun dibalik suksesnya pelaksanaan KTT APEC itu, Bali dan Indonesia umumnya bisa memetik hikmah yang positif, sekaligus berdampak terhadap perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat, tutur Ketua DPR RI Dr H Marzuki Alie di Gedung PWI Bali di Denpasar, Jumat (4/10).
Ketika tampil sebagai pembicara utama dalam dialog "Indonesia yang Bermartabat" dengan moderator Prof Dr Ibrahim yang dihadiri ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dan organisasi kepemudaan yang merupakan pemilih pemula dalam pemilu legislatif 2014 mengingatkan, terpilihnya Bali di antara 32 provinsi di Indonesia merupakan sebuah kehormatan dan kepercayaan.
Untuk itu masyarakat dan seluruh komponen di Bali telah bertekad untuk berperanserta secara aktif dalam menyukseskan kegiatan bertaraf internasional yang rencananya dihadiri 21 kepala negara/pemerintahan, empat kepala negara peninjau, dan ribuan delegasi.
Dukungan dan peranserta masyarakat itu antara lain ditunjukkan oleh ratusan perajin tahu tempe yang bernaung di bawah Koperasi Produsen Tahu dan Tempe (Kopti) Makmur Kota Denpasar yang tidak terpengaruh ajakan mogok secara nasional akibat harga kedelai yang meroket.
Mereka tetap memproduksi tahu tempe sebagai upaya mendukung stabilitas keamanan Bali, karena masyarakat Pulau Dewata tengah berjuang keras untuk menjaga dan memelihara sbalitas keamanan dalam menyukseskan kegiatan bertaraf internasional itu, tutur Ketua Kopti Makmur Bambang Haryadi.
Demikian pula, masyarakat di Kabupaten Gianyar dan daerah lainnya di Bali merapatkan barisan dan menandatangani deklarasi pengamanan, sebagai upaya menyukseskan KTT APEC.
Berbagai Komponen masyarakat yang terdiri atas organisasi masyarakat (Ormas), organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat (LSM) beserta tokoh masyarakat setempat menandatangani deklarasi pengamanan tersebut di Kantor Kodim 1616 Gianyar.
Dengan suksesnya pelaksanaan KTT APEC jelas bagi Indonesia, khususnya Bali bisa memetik hikmah, khususnya meningkatkan citra di dunia internasional. Citra positif tentang Bali di mancanegara akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Pulau Dewata, ujar Marzuki Alie.
Bangun Bandara Baru
Wakil Gubernur Bali Drs Ketut Sudikerta mengharapkan selama pelaksanaan KTT APEC ada investor dari negara anggota APEC yang tertarik menanamkan modal di Bali untuk membangun bandara baru di Kabupaten Buleleng, wilayah Bali utara.
Pemilik modal itu sangat strategis, karena pembangunan bandara baru tidak bisa sepenuhnya mengandalkan dana pemerintah, baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten.
Adanya investasi dari pihak swasta itu akan mampu mendorong mempercepat pembangunan landasan pesawat udara untuk mendarat. Namun suami dari Ida Ayu Ketut Sri Sumiatini yang bertekad dengan semangat pantang menyerahkan mengabdikan diri untuk membangun dan kemajuan Bali ke depan tidak menjelaskan secara rinci berapa investasi yang sudah masuk dalam pembangunan bandara tersebut.
"Saya tidak hapal dengan datanya, tapi sudah ada investasi yang masuk," ujar Wagub Sudikerta yang mendampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dilantik Mendagri pada akhir Agustus lalu.
Pria kelahiran Banjar Kauh Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung tahun 1967 atau 46 tahun yang silam itu menilai momentum KTT APEC menjadi peluang yang besar untuk menggaet investasi masuk dalam pembangunan bandara dan pengembangan pembangunan lainnya di Pulau Dewata.
Rencana pembangunan bandara baru itu masih terkendala penetapan lahan dan dalam waktu dekat segera diputuskan. Pembangunan bandara Bali utara bertujuan untuk menyeimbangkan perkembangan perekonomian di Bali utara dan Bali selatan.
Jika pembangunan bandara itu terwujud besar harapannya untuk semakin mengembangkan daerah Bali utara dan meratakan perkembangan perekonomian di seluruh Pulau Dewata.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menambahkan, Indonesia mendorong pembentukan kerangka untuk sejumlah produk perdagangan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Indonesia mengandalkan sejumlah produk yang bisa diangkat yakni kelapa sawit dan karet sebagai produk yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Pembentukan kerangka yang mendukung pembangunan berkelanjutan telah dibahas dalam pertemuan tingkat menteri APEC.
Dengan adanya mekanisme yang jelas terkait produk-produk yang mendukung pembangunan berkelanjutan, salah satunya terkait pemberlakuan tarif yang minim. "Produk ramah lingkungan dikenakan tarif minim. Walaupun itu komitmen `non-binding` tetapi ini telah dilebarkan kerangkanya," ucap Menteri Gita Wirjawan.
Namun ia menampik pertemuan tingkat menteri itu hanya dijadikan sebagai ajang penawaran produk, tetapi lebih menonjolkan usul kerangka yang bisa dipertanggungjawabkan.
Dengan adanya kerangka tersebut diharapkan dapat mempromosikan produk ramah lingkungan yang berkelanjutan dan mengangkat masyarakat dari garis kemiskinan. Kerangka itu sangat mendukung pembangunan berkelanjutan agar kemiskinan turun dan itu sangat merakyat, ujar Gita Wirjawan.
Wagub Ketut Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali itu mengharapkan pelaksanaan KTT APEC di Bali mampu membawa kemajuan ekonomi dan berbagai aspek pembangunan lainnya di Indonesia, khususnya Bali.
Negara-negara yang tergabung dalam APEC setelah mengetahui kondisi Bali dan Indonesia, tertarik untuk membantu meningkatkan perekonomian di Tanah Air, khususnya Bali yang mengandalkan sektor pariwisata, tanpa mengabaikan aspek pembangunan lainnya.
Untuk mendukung pengembangan pariwisata Bali ke depan memerlukan infrastruktur yang memadai, mulai dari akses jalan hingga fasilitas lainnya. Akses jalan menjadi prioritas utama untuk menghubungkan objek wisata lintaskabupaten/kota. (WRA)
Bali Bisa Memetik Hikmah Dari KTT APEC
Minggu, 6 Oktober 2013 21:18 WIB