Jembrana (ANTARA) - Belasan sampan berbahan fiber milik nelayan di Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana, Bali rusak karena dihempas gelombang tinggi di perairan tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana Putra di Negara, Rabu mengatakan, pihaknya mencatat ada 17 sampan nelayan yang rusak.
"Gelombang tinggi terjadi pada Selasa malam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun belasan perahu nelayan yang berlabuh dengan menurunkan jangkar mengalami kerusakan," katanya.
Terkait gelombang tinggi di laut ini pihaknya mengimbau masyarakat pesisir khususnya nelayan, memperhatikan informasi cuaca dari lembaga resmi pemerintah seperti BMKG.
Bagi nelayan, kata dia, untuk lebih berhati-hati dalam berlabuh dengan mencari lokasi yang aman untuk menurunkan jangkar.
"Bila memungkinkan lebih baik sampan ditarik ke darat. Tapi kalau harus berlabuh di perairan, cari lokasi yang aman," katanya.
Selain di Desa Candikusuma, air pasang laut disertai gelombang tinggi pada Selasa (5/8) malam, membuat warga yang tinggal di pesisir pantai Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo khawatir.
Di wilayah itu, air laut menggenang hingga ke pekarangan rumah warga, termasuk menyebabkan meja dan kursi di tempat usaha milik kelompok sadar pariwisata desa setempat terbalik.
"Tidak ada rumah warga yang rusak, tapi kami khawatir juga melibat gelombang tinggi dari laut sampai masuk pekarangan rumah," kata Dek Nur, warga setempat.
Beberapa waktu lalu, gelombang tinggi juga terjadi di pesisir Kabupaten Jembrana yang menyebabkan belasan rumah terendam air laut.
Belasan sampan nelayan Jembrana rusak dihempas gelombang tinggi
Rabu, 6 Agustus 2025 18:31 WIB
Petugas BPBD Jembrana mendatangi pesisir Desa Candikusuma yang dihantam gelombang tinggi, di Jembrana, Rabu (6/8/2025). ANTARA/Gembong Ismadi.
