Tabanan (ANTARA) - Polres Tabanan melaksanakan ritual Tumpek Landep untuk menyucikan senjata, kendaraan operasional dan benda-benda lain di markasnya yang terbuat dari besi, perak, tembaga, dan logam untuk keselamatan kerja.
"Secara umum bagi umat Hindu, hari ini adalah perayaan Tumpek Landep, dimana kendaraan dinas dan alat kebutuhan mereka semua diupacarai, termasuk kendaraan dan senjata yang digunakan anggota kami dalam melaksanakan tugas sehari-hari," ujar Kasat Lantas Polres Tabanan AKP I Made Adi Sutapa di Mapolres Tabanan, Bali, Sabtu.
Sebelum melakukan ritual Tumpek Landep dengan menyucikan puluhan senjata dan kendaraan mobil dinas, sejumlah anggota kepolisian yang bertugas melakukan persembahyangan di Pura Kertha Buana yang berada di dalam kompleks Mapolres Tabanan.
Usai persembahyangan, berbagai fasilitas mulai diupacarai seperti, senjata, senapan dan kendaraan dinas milik Polres Tabanan yang ada di halaman belakang Mapolres.
AKP I Made Adi Sutapa mengatakan ritual Tumpek Landep merupakan rangkaian dari peringatan Hari Saraswati (turunnya ilmu pengetahuan) dan Hari Pagerwesi (penyucian diri) yang diperingati setiap 210 hari sekali.
"Hari Raya Tumpek Landep diartikan sebagai upacara yadnya atau selamatan terhadap semua jenis alat yang tajam serta memohon kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat, senjata tetap bertuah yang perayaannya dilakukan setiap 210 hari yaitu pada Sabtu Wuku," jelasnya.
Selain senapan,senjata dan kendaraan dinas, alat-alat elektronik berupa komputer, televisi, kamera dan alat bantu pekerjaan lainnya ikut diupacarai.
Ia menjelaskan, ritual ini dilakukan agar setiap tugas yang mereka jalankan dapat restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan dalam menjalankan tugas dapat berjalan aman dan lancar.
Jero Mangku Ida Bagus Umbara yang memimpin upacara tersebut menjelaskan makna Tumpek Landep bagi kepolisian adalah sebagai wujud syukur atas sarana dan prasarana yang menunjang tugas kepolisian, serta memohon ketajaman pikiran.
Menurutnya Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, cita, budi dan manah (pikiran).
Dengan pikiran yang suci, lanjut Jero Mangku umat Hindu mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk dan Tumpek landep pun bermakna pemujaan dan rasa syukur kepada Hyang Pasupati atas segala ciptaanya.
"Kita di Bali, umat Hindu melaksanakan hari Tumpek Landep untuk mohon penganugerahan Sanghyang Pasupati Siwa terhadap sarana dan prasarana alat kerja untuk melancarkan pekerjaan dan kesejahteraan umat," katanya.
Baca juga: Memaknai Tumpek Landep sebagai penajaman pikiran masyarakat Hindu Bali
Baca juga: Delegasi R20 saksikan "Tumpek Landep" di Prambanan
Baca juga: Pemkot Denpasar rayakan Tumpek Landep dengan ritual Jana Kerthi
Baca juga: Gubernur-Wagub Bali peringati Tumpek Landep di Gianyar
Baca juga: Pemkab Karangasem adakan persembahyangan di Pura Luhur Andakasa
Baca juga: Pemkab Buleleng gelar parade budaya "Megoak-goakan"