Denpasar (Antara Bali) - Calon Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga menerima keluhan para petani cokelat yang mengalami kesulitan dalam bidang pemasaran hasil produksi dan tingginya harga pupuk.
Kondisi demikian memengaruhi tingkat penghasilan dan kesejahteraan petani cokelat di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, yang terungkap dalam tatap muka antara petani dengan pasangan Cagub-Cawagub Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan, di wantilan Desa Getasan, Selasa.
Petani setempat menjual hasil kakao dengan harga Rp12 ribu per kilogram, padahal pada kondisi normal pada kisaran Rp100 ribu hingga Rp600 ribu perkilo gram.
"Harga cokelat masih jauh dari harapan, para petani kami tidak bisa berbuat banyak dengan harga rendah seperti sekarang," kata Desa Adat Petang Wayan Sania Winaya (42).
Sania yang juga petani cokelat itu mengaku, kondisi tersebut tidak lepas dari rendahnya nilai tawar petani dalam melakukan penetrasi pasar.
Selama ini, petani masih sangat tergantung dengan tengkulak sehingga harganya kerap sering dimainkan spekulan. Petani cokelat hanya mengandalkan pemasaran ke pedagang atau tengkulak di Pasar Petang yang kerap membeli dengan harga rendah.
Tidak adanya wadah atau perusahaan yang dikekola secara baik sehingga petani cokelat menjadi tergantung dan tidak memiliki pilihan lain kecuali menjual kepada tengkulak.
Belum lagi, kendala lain dari melambungnya harga pupuk urea yang dirasa cukup membebani petani. Sementara harga obat-obatan untuk perkebunan juga dirasa sangat mahal sehingga semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan petani.
Petani berharap pemerintah bisa memberikan tambahan modal untuk mendukung kegiatan mata pencaharian petani yang selama ini terkendala modal.
Pihaknya bersama para petani di Kecamatan Petang berharap pemerintah dalam hal ini kepemimpinan Bali ke depan, agar memberi perhatian kepada nasib petani perkebunan seperti coklat dan kopi.
Untuk figur yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Badung, Sania melihat sosok Puspayoga bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat di bawah, khususnya petani.
Puspayoga sudah teruji komitmennya terhadap rakyat kecil atau merakyat.
"Kami berharap agar ada keseimbangan pembangunan Badung selatan dan utara, jangan hanya sebatas wacana," imbuh Koordinator Tim Pemenangan PAS Kecamatan Petang Wayan Kandita dalam acara yang dihadiri Ketua DPC PDIP Badung Nyoman Giri Prasta dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) Perwakilan Bali Nengah Wirata.
Menanggapi masalah itu, Puspayoga menilai, persoalan anjloknya harga saat pascapanen, tidak boleh diserahkan kepada petani saja. Ketika harga turun sementara produksi melimpah maka pemerintah harus turun tangan dengan membeli komoditas tersebut.
"Oleh sebab itu harus disiapkan dana subsidi untuk membeli produk pertanian dalam arti luas yang mengalami anjloknya harga," kata dia.
Jangan justru ketika petani menghadapi persoalan harga pascapanen, pemerintah malah tidak menunjukkan keberpihakan. Setelah harga komoditas pertanian stabil atau normal maka diserahkan kembali kepada petani dan pemerintah tidak perlu turun.
"Keberpihakan pemerintah kepada petani harus ditunjukkan ketika menghadapi masa sulit dengan demikian minat masyarakat untuk bertani tetap tinggi," ujar Puspayoga yang mendapat urut nomor satu pada Pilgub 15 Mei mendatang. (*/ADT)