Rombongan Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Badung, Bali untuk mempelajari pembangunan desa di wilayah tersebut.
“Tujuan kami hadir untuk belajar bagaimana cara mempercepat pembangunan desa. Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, kami dapat mengimplementasikan apa yang telah diperoleh dari Kabupaten Badung,” ujar Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi di Mangupura, Bali, Senin.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya, kata Delis, Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang berhasil mendorong percepatan pembangunan desa termasuk desa adat lewat kucuran program bantuan keuangan umum (BKU) desa.
Pada kunjungan itu, menurut dia, pihaknya juga baru mengetahui adanya program BKU di Badung karena sebelumnya hanya mengetahui adanya bantuan keuangan khusus saja. Oleh karena itu, pihaknya berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung yang telah menerima kunjungan mereka ke daerah itu.
“Jadi, kami hadir agar dapat belajar langsung dengan Kabupaten Badung termasuk dari segi infrastruktur, penyusunan program, alokasi anggaran, pengoptimalan wisata secara maksimal sebagai pendukung perkembangan Kabupaten Morowali Utara,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengungkapkan kunjungan kerja itu dilakukan terkait dengan penganggaran pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi BKK kepada desa yang telah berjalan di Badung.
Menurut dia, pemerataan keseimbangan keuangan desa di Badung dilakukan dengan mekanisme dan tata kelola pemberian bantuan keuangan umum (BKU) dan bantuan keuangan khusus (BKK).
Dia menjelaskan pemberian bantuan itu dilakukan melalui sejumlah tahapan seperti pengusulan hibah dengan pengajuan proposal hibah dan BKK dengan mekanisme pengelolaan BKK kepada desa yang dikelola melalui APBDes dalam bentuk kegiatan sesuai ketentuan pemberian BKK.
“Prosesnya berawal dari permohonan masyarakat, dengan demikian kami bisa melaksanakan pemerataan ke infrastruktur, pemberdayaan, program, prasarana dan sarana. Untuk administrasi dan lain sebagainya nanti kami bertukar informasi lebih jauh ke organisasi perangkat daerah yang bersangkutan,” kata Suiasa.
Ia menambahkan pihaknya berterima kasih kepada jajaran Pemkab Morowali Utara yang sudah berkunjung dan menjadikan Kabupaten Badung sebagai lokasi untuk studi komparasi.
“Kunjungan ini menjadi momen untuk memperkuat silaturahmi karena visi dan misi kami sama untuk masyarakat. Tentu kami memiliki potensi masing-masing, di balik potensi itu pasti sejalan dan seiring dengan tantangannya masing-masing,” ujarnya.
“Tujuan kami hadir untuk belajar bagaimana cara mempercepat pembangunan desa. Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, kami dapat mengimplementasikan apa yang telah diperoleh dari Kabupaten Badung,” ujar Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi di Mangupura, Bali, Senin.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya, kata Delis, Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang berhasil mendorong percepatan pembangunan desa termasuk desa adat lewat kucuran program bantuan keuangan umum (BKU) desa.
Pada kunjungan itu, menurut dia, pihaknya juga baru mengetahui adanya program BKU di Badung karena sebelumnya hanya mengetahui adanya bantuan keuangan khusus saja. Oleh karena itu, pihaknya berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung yang telah menerima kunjungan mereka ke daerah itu.
“Jadi, kami hadir agar dapat belajar langsung dengan Kabupaten Badung termasuk dari segi infrastruktur, penyusunan program, alokasi anggaran, pengoptimalan wisata secara maksimal sebagai pendukung perkembangan Kabupaten Morowali Utara,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengungkapkan kunjungan kerja itu dilakukan terkait dengan penganggaran pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi BKK kepada desa yang telah berjalan di Badung.
Menurut dia, pemerataan keseimbangan keuangan desa di Badung dilakukan dengan mekanisme dan tata kelola pemberian bantuan keuangan umum (BKU) dan bantuan keuangan khusus (BKK).
Dia menjelaskan pemberian bantuan itu dilakukan melalui sejumlah tahapan seperti pengusulan hibah dengan pengajuan proposal hibah dan BKK dengan mekanisme pengelolaan BKK kepada desa yang dikelola melalui APBDes dalam bentuk kegiatan sesuai ketentuan pemberian BKK.
“Prosesnya berawal dari permohonan masyarakat, dengan demikian kami bisa melaksanakan pemerataan ke infrastruktur, pemberdayaan, program, prasarana dan sarana. Untuk administrasi dan lain sebagainya nanti kami bertukar informasi lebih jauh ke organisasi perangkat daerah yang bersangkutan,” kata Suiasa.
Ia menambahkan pihaknya berterima kasih kepada jajaran Pemkab Morowali Utara yang sudah berkunjung dan menjadikan Kabupaten Badung sebagai lokasi untuk studi komparasi.
“Kunjungan ini menjadi momen untuk memperkuat silaturahmi karena visi dan misi kami sama untuk masyarakat. Tentu kami memiliki potensi masing-masing, di balik potensi itu pasti sejalan dan seiring dengan tantangannya masing-masing,” ujarnya.