Denpasar (ANTARA) - Pasar Digital (PaDi) UMKM membukukan transaksi produk usaha mencapai Rp105 miliar dalam pertemuan pelaku usaha dengan pembeli dari BUMN (business matching) di Bali atau meningkat dibandingkan 2023 mencapai sekitar Rp60 miliar.
“Dulu transaksinya langsung di tempat sehingga kurang efektif dan saat ini dimulai sejak satu bulan sebelumnya sehingga transaksi dapat meningkat,” kata Chief Executive Officer (CEO) PaDi UMKM Jimmy Karisma Ramadhan di sela business matching 2024 di Denpasar, Kamis.
Ajang temu bisnis dengan UMKM itu dilakukan sejak 27 Mei hingga 26 Juni 2024 dengan jumlah transaksi mencapai sekitar 3.000 transaksi.
Ada pun total BUMN berpartisipasi sebagai pembeli mencapai 36 entitas dan grup pembeli mencapai 762 entitas serta penjual ada 572 pelaku usaha.
Mayoritas produk barang dan jasa yang ditransaksikan yakni alat kantor, makanan, jasa konstruksi dan renovasi, barang elektronik dan komputer, peralatan, sewa alat mesin hingga pengadaan dan sewa kendaraan.
Baca juga: BUMN promosikan kekayaan rempah Indonesia melalui pameran di Bali
Pembelian melalui kanal digital itu saat ini semakin dimudahkan dan efisien untuk menghindari peluang penyalahgunaan anggaran di antaranya fitur kartu kredit Indonesia yang disediakan untuk kementerian, lembaga dan pemerintah daerah.
“Tahun ini kami fokus akuisisi. Nominal transaksi belum besar karena pemerintah melalui toko daring itu ada batasan jika pembelian langsung itu Rp50 juta,” imbuhnya.
Selain fitur kartu kredit, ada juga fitur lain di antaranya filter tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), termin, PO financing hingga invoice financing.
Pihaknya juga sedang menyiapkan fitur tambahan yakni bebas faktur elektronik yang terintegrasi dengan Direktorat Jenderal Pajak, kuitansi yang lebih efisien karena telah dilengkapi meterai elektronik, hingga fitur yang membuat penjual memiliki saldo penjualan yang bisa ditarik kapan pun secara mandiri.
PaDi UMKM mencatat dari 2020 hingga kuartal kedua 2024, terdapat 2.909 transaksi produk UMKM di Bali dengan nilai mencapai Rp154 miliar ditransaksikan ke penjual di luar Bali.
Sedangkan nilai transaksi produk UMKM oleh pembeli di Bali sejak 2020 hingga kuartal kedua 2024 mencapai Rp130 miliar dengan 7.025 transaksi.
Baca juga: Pemprov Bali bantu 225 ribu UMKM perluas pasar di kanal digital