Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali memfasilitasi sebanyak 225 ribu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat untuk memperluas pangsa pasar melalui kanal digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan lapangan kerja.
“UMKM bisa menambah omzet, terutama menambah penghasilan dan menumbuhkan ekonomi Bali, menuju Indonesia emas 2045,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina di sela business matching UMKM di Denpasar, Kamis.
Salah satu fasilitasi tersebut adalah ajang yang mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli dari berbagai kalangan yang diselenggarakan oleh Pasar Digital (PaDi) UMKM.
Baca juga: Kementerian minta BUMN prioritaskan beli produk UMKM
PaDi UMKM merupakan wadah digital yang dilaksanakan oleh Telkom Indonesia atas inisiasi Kementerian BUMN dan berdiri pada 2020.
Sekitar 50 perwakilan pelaku UMKM berbagai bidang mengikuti sesi pemasaran melalui pemaparan produk secara langsung sekaligus menjalin jejaring dengan para calon pembeli yang berasal dari BUMN, kementerian/lembaga, pemerintah daerah hingga swasta di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
“UMKM merupakan kelompok usaha yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Bali dan dia tahan terhadap guncangan ekonomi,” imbuhnya.
Untuk menumbuhkan UMKM, lanjut dia, perlu adaptasi teknologi untuk memudahkan bertransaksi dan memperluas pemasaran yang saat ini disediakan oleh PaDi UMKM.
Baca juga: CIMB Niaga salurkan kredit Rp400 miliar bantu UMKM di Bali
Skema langsung antara pelaku bisnis (B2B) dapat memfasilitasi UMKM memperoleh jaringan pasar yang lebih luas termasuk BUMN.
“Butuh dorongan dan komitmen untuk akselerasi belanja melalui PaDi UMKM sebagai upaya mempertemukan mereka dengan BUMN dan pengusaha swasta,” imbuhnya.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, nilai transaksi belanja di PaDi UMKM oleh sejumlah BUMN kepada UMKM mencapai Rp11 triliun pada 2020 di seluruh Indonesia.
Kemudian, nilai transaksi meningkat signifikan pada 2023 mencapai Rp44 triliun.
Meski begitu, potensi belanja tersebut masih bisa ditingkatkan lagi karena belanja produk dalam negeri BUMN pada 2023 mencapai Rp909 triliun.
Sementara itu, PaDi UMKM mencatat jumlah penjual UMKM di wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara hingga 21 Juni 2024 mencapai 10.889 pelaku usaha dengan 171.817 jumlah produk.
Pembeli dari BUMN di wilayah itu mencapai 51 entitas dan grup BUMN mencapai 1.549 entitas dan pembeli swasta mencapai enam entitas.
Dari 2020 hingga kuartal kedua 2024, terdapat 2.909 transaksi di Bali dengan nilai mencapai Rp154 miliar ditransaksikan ke penjual di luar Bali.
Nilai transaksi UMKM oleh pembeli di Bali sejak 2020 hingga kuartal kedua 2024 mencapai Rp130 miliar dengan 7.025 transaksi.