Badung (ANTARA) -
Hal itu dia katakan saat menghadiri rapat koordinasi panitia nasional penyelenggaraan Forum Air Dunia ke-10 tahun 2024 di BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan Forum Air Dunia 2024 ini merupakan ajang yang lebih besar dari G20, sehingga Polri bersama TNI akan melaksanakan pengamanan secara optimal. Ribuan personel akan dikerahkan untuk mengamankan 33 kepala negara dan presiden Uni Eropa selama delapan hari pertemuan 18-25 Mei 2024.
Ia menyatakan, Polri dengan melibatkan satuan kewilayahan berkoordinasi dengan TNI dan pemangku kepentingan terkait lainnya melaksanakan operasi kepolisian terpusat dengan sandi Operasi Tri Brata Agung-2024 dalam rangka pengamanan Forum Air Dunia 2024 ini.
Ia menjelaskan, pengamanan Forum Air Dunia 2024 dilaksanakan hampir sama dengan pengamanan G20. Polri akan melaksanakan pengamanan terbuka dan tertutup mulai dari kedatangan delegasi di Bandara Ngurah Rai, lokasi kegiatan hingga objek wisata yang akan dikunjungi para delegasi Forum Air Dunia 2024.
"Pengamanan Forum Air Dunia 2024 tidak beda jauh dengan G20. Kawasan pengamanan dibagi menjadi beberapa kluster, sedangkan di lokasi kegiatan dengan pola ring 1, 2 dan 3," katanya.
Pengamanan Forum Air Dunia 2024 tidak hanya oleh Polda Bali saja, tetapi juga dibantu Mabes Polri, Polda Jawa Timur, dan Polda Nusa Tenggara Barat.
Adapun rapat koordinasi yang di Nusa Dua kali ini dipimpin langsung oleh Menko Marves, Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Sigit, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Forum Air Dunia ke-10 memiliki tema "Air Bagi Kesejahteraan Bersama" (Water for Shared Prosperity) yang diterjemahkan ke dalam enam subtema yang dibahas, di antaranya adalah air bagi manusia dan alam, keamanan air dan kesejahteraan, tata kelola pengurangan resiko bencana, kerja sama tata kelola dan diplomasi hidro, keuangan air berkelanjutan, serta pengetahuan dan penemuan.
Dalam forum tersebut, Indonesia bersama negara-negara anggota Dewan Air Dunia mencari berbagai mekanisme dan pendekatan untuk menyelesaikan isu yang berkaitan dengan air.
Ada tiga proses yang akan secara spesifik membahas permasalahan air yang erat kaitannya dengan politik, regional/kawasan dan tematik. Pertama, ruang diskusi antar pemangku kepentingan dari mulai kepala negara, anggota parlemen, pejabat setingkat menteri, pemerintah daerah, dan otoritas wilayah sungai, untuk isu air yang erat kaitannya dengan politik.
Kedua adalah pembahasan isu air dengan melibatkan pemangku kepentingan dari mulai pemerintah hingga lembaga non profit. Terakhir adalah terkait persoalan regional/kawasan. Forum nantinya membuka ruang diskusi antar pemangku kepentingan yang berasal dari sejumlah kawasan yakni Mediterania, Asia Pasifik, Amerika, dan Afrika.
Baca juga: Gubernur Bali petakan tempat untuk "melukat" delegasi WWF Ke-10
Baca juga: Indonesia ajukan rancangan deklarasi menteri WWF ke-10 di Bali
Baca juga: Menpar pastikan WWF ke-10 di Bali beri manfaat ekonomi UMKM dan wisata
Baca juga: RI tawarkan proyek 9,6 miliar dolar AS terkait air di WWF ke-10 Bali
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno tawarkan melukat ke 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
Baca juga: Menko Luhut kebut finalisasi WWF ke-10 di Nusa Dua