Singaraja, Bali (ANTARA) -
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menggelar parade budaya pada peringatan puncak Dies Natalis ke-8 pada 2024.
"Sebanyak empat jurusan ambil bagian mementaskan atraksi sesuai pembagian prodi masing-masing," kata Ketua BEM STAHN Mpu Kuturan Singaraja Putu Agus Eka Pratama di Kampus Menjangan, Singaraja, Senin.
Empat jurusan yang tampil antara lain Jurusan Brahmawidya, Jurusan Dharma Sastra, Jurusan Dharma Duta, dan Jurusan Dharma Acarya. Pementasan dilaksanakan di areal parkir STAHN Mpu Kuturan, Jalan Pulau Menjangan, Banyuning, Singaraja.
Sebagian besar yang terlibat dari parade budaya adalah mahasiswa. Mereka mengambil peran sesuai dengan tema yang diangkat dalam parade budaya. Totalitas itu bahkan ditunjukkan dengan penggunaan tabuh beleganjur yang dipentaskan di tengah terik matahari.
Agus menerangkan salah satu pementasan dari Jurusan Dharma Sastra yang menampilkan bagaimana simulasi peradilan semu melalui sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usulan batas usia cawapres. Pementasan ini pun menarik perhatian sivitas akademika Mpu Kuturan.
Bahkan usai parodi ketok palu hakim, kemudian dilanjutkan dengan parodi debat capres dan cawapres. Tak pelak menimbulkan keriuhan dari penonton. Tepuk tangan dan apresiasi pun datang dari penonton.
"Kalau Jurusan dharma Duta mengangkat pementasan terkait Hukum Tawan Karang yang menjadi hukum adat Bali, khususnya di bidang maritim. Hukum Tawan Karang bahkan dialami pasukan penjajah saat kapalnya karam," paparnya.
Baca juga: STAHN Mpu Kuturan berikan bantuan sosial ke panti asuhan
Sedangkan Jurusan Brahmawidya mengangkat pementasan fragmen Tari bertema Askara. Makna Askara ini sebagai sebuah cahaya kehidupan yang memancar dan abadi. Askara diyakini sebagai pemandu dalam menuju kebenaran dan kebahagiaan.
Pementasan lainnya datang dari Jurusan Dharma Acarya. Jurusan ini menyuguhkan fragmen Tari Bhagawan Domya. Dalam Fragmen tari tersebut secara tersirat ditampilkan karakter bakti kepada guru ditunjukkan oleh ketiga siswa dengan senang hati menuruti perintah guru untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Sementara itu Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Prof I Gede Suwindia menjelaskan di usia yang menginjak delapan tahun, perguruan tinggi bernafaskan Hindu ini sudah mampu meraih berbagai capaian gemilang, seperti akreditasi sejumlah prodi seperti PGSD dan Pendidikan Agama Hindu. Pihaknya sedang mempersiapkan peningkatan status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut.
“Tata kelola menjadi institut sedang dipersiapkan. Termasuk pembangunan fisik terus digenjot untuk meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa yang mengenyam pendidikan di STHAN Mpu Kuturan Singaraja,” katanya.
Suwindia pun mengapresiasi berbagai aktivitas dalam menyambut Dies Natalis seperti festival yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa, bakti sosial di panti asuhan, dan berbagai seminar akademik.
Baca juga: STAHN MPU Kuturan Undiksha tampilkan kesenian "gong kebyar"
“Semoga penguatan adat, seni, agama, dan budaya, menjadi pilar utama di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Kami berharap Lembaga ini semakin dirasakan keberadaannya di masyarakat, tidak hanya di Bali, bahkan di Indonesia,” katanya.