Denpasar (ANTARA) - Desa Wisata Penglipuran, Bangli, menampilkan pementasan Barong Landung, kisah lampau yang dekat dengan masyarakat tentang Raja Jayapangus dan permaisurinya Kang Cing Wie, seorang putri Tionghoa.
Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran Wayan Sumiarsa di Denpasar, Bali, Rabu, mengatakan suguhan tarian sebagai simbol harmoni antarbudaya ini digelar untuk memperingati Tahun Baru Imlek 2576.
“Atraksi ini ditampilkan oleh 25 Yowana Desa Penglipuran dan menjadi simbol indah dari persatuan budaya Bali dan Tionghoa,” kata dia
“Pementasan budaya spesial untuk Hari Imlek, tetapi selanjutnya wisatawan ketika berkunjung ke Desa Penglipuran juga akan disuguhkan pertunjukan barong macan setiap hari Minggu di area Hutan Bambu,” kata Sumiarsa.
Baca juga: Desa Penglipuran tembus sejuta kunjungan di tahun 2024
Ia menjelaskan tujuan menghadirkan Barong Landung lelaki dan perempuan mewakili nilai-nilai persatuan, saling pengertian, dan penghormatan dalam kehidupan bermasyarakat.
Acara yang ditampilkan di puncak libur panjang ini juga bentuk apresiasi terhadap akulturasi budaya yang telah lama menjadi bagian dari sejarah Bali.
“Wisatawan sangat antusias dengan adanya pertunjukan ini dan mengapresiasi, karena mereka dapat belajar tentang harmonisasi budaya antara Bali dan China, ada yang bilang pengalaman yang sangat luar biasa bisa melihat perpaduan budaya,” ujarnya.
Pengelola Desa Wisata Penglipuran belum mendata berapa jumlah kunjungan wisatawan sehari ini, namun melihat tren libur panjang akhir Januari ini puncaknya masih diungguli tanggal 26 Januari lalu dengan kenaikan 180 persen dari hari normal.
Selain memberi kesempatan pengunjung domestik dan internasional menikmati akulturasi budaya di momentum Tahun Baru Imlek, Sumiarsa juga mengajak mereka menikmati seluruh ruang di sana.
“Suasana desa yang tenang, rumah-rumah tradisional yang rapi, serta kehangatan masyarakat, menjadikan tempat ini destinasi sempurna untuk menghabiskan waktu. Kami berharap para pengunjung menikmati keindahan desa kami dan belajar dari nilai-nilai kebersamaan yang kami tunjukkan,” ujarnya.
Baca juga: Desa Penglipuran manfaatkan hutan bambu buat tampung wisatawan Nataru