Denpasar (ANTARA) - PT Bali Turtle Island Development (BTID) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali membantah tudingan di media sosial bahwa mereka mengubah nama Pantai Serangan.
Head of Communication PT BTID Zakki Hakim di Denpasar, Senin, menanggapi hal ini setelah beredar penamaan Pantai Kura-kura Bali di aplikasi Google Maps, dimana selama ini seluruh pantai di pesisir Pulau Serangan, Denpasar Selatan, itu dikenal dengan Pantai Serangan.
“Pertama tidak ada perubahan, selama ini juga memang tidak ada nama pantainya, yang kedua itu yang dilihat kan Google Maps, itu sebenarnya peninggalan waktu acara World Water Forum,” kata dia.
Diketahui masyarakat di media sosial mulai mengecam tindakan penamaan pantai tersebut, bahkan Anggota DPR RI Nyoman Parta menegaskan meski sebagian besar pulau itu milik KEK dan investor, namanya tidak dapat diubah semena-mena karena memiliki sejarah dan laut bukan area privat.
Kepada ANTARA, Zakki menjelaskan bahwa sejak awal di peta daring itu tidak pernah tertulis nama Pantai Serangan, sehingga siapa saja bisa menandai sebuah tempat dengan nama yang diinginkan.
Kondisi ini terjadi saat hendak pembukaan WWF Ke-10 pada Mei 2024 lalu, dimana panitia forum air dunia itu menamai Pantai Serangan dengan Pantai Kura-kura Bali guna memudahkan 3.000 delegasi mencari lokasi pembukaan konferensi.
“Sejak acara itu sampai sekarang tidak ada yang ganti atau cabut namanya, ini bukan didaftarkan tapi siapa saja bisa taruh nama di sana, seperti di atasnya juga ada Jalan Pantai Serangan padahal itu cuma proyek kita tidak ada jalannya, jadi siapa saja bisa membuat (nama), tidak ada niat kesengajaan,” ujarnya.
Ditanya soal rencana anggota dewan meninjau langsung dan meminta klarifikasi, PT BTID mengaku siap, sebab KEK Kura-kura Bali selama ini dekat dengan pemerintah dan kerap dijadikan area pertemuan pejabat penting.
Baca juga: DPR surati KEK Kura-kura Bali tanyakan nama Pantai Serangan diganti
Zakki mengatakan akan menjelaskan kondisi sebenarnya, yaitu tak pernah mengubah nama Pantai Serangan karena sejak awal seluruh pesisir Pulau Serangan tak berisi nama di Google Maps.
Apabila diminta mengubahnya dari nama Pantai Kura-kura Bali saat ini, ia akan menyampaikan ke pemerintah pusat atau yang terkait panitia WWF mengenai langkah selanjutnya.
PT BTID tidak mengantongi bukti bahwa sebelum berisi nama Pantai Kura-kura Bali area tersebut kosong tanpa nama Pantai Serangan, namun mereka akan menjelaskan kekeliruan ini.
“Nah gimana ya, itu Google Maps, gimana buktinya memang tidak ada, ada juga itu nama-nama tempat yang siapa saja bisa taruh tapi tidak ada buktinya tadinya nama itu ada atau tidak karena ini domain publik bukan punya pemerintah, bagaimana membuktikannya,” kata dia.
Baca juga: Masyarakat Pesisir Serangan Jaga Ekosistem Terumbu Karang