Denpasar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ida Mahendra memantau kondisi kesehatan gigi anak-anak di Kabupaten Tabanan, karena ini menjadi fokus sebagai upaya mengantisipasi anak menjadi stunting di kemudian hari.
Dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat, istri Pj Gubernur Bali yang merupakan seorang dokter gigi tersebut menjelaskan gizi yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi stunting, sehingga ini tidak lepas dari perkembangan gigi yang dimilikinya.
Secara mendasar kesehatan akan dimulai dari gigi, sehingga menurutnya gigi yang karies atau lubang yang disebabkan oleh bakteri, cemilan, menghisap minuman manis, dan kurangnya kebersihan gigi dapat dicegah dengan penyuluhan rutin.
"Tadi saya lihat masih ada balita yang giginya banyak berlubang, terutama gigi depannya yang hanya tinggal akarnya saja, semoga melalui penyuluhan dan posyandu secara rutin dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk memantau perkembangan gizi dan kesehatan anak-anaknya,” kata dia.
Karena berfokus pada kesehatan gigi, ia berpesan kepada orang tua jangan membiasakan anak-anak mengonsumsi permen atau makanan sejenisnya yang mengandung gula dalam jumlah banyak.
“Terlebih para ibu tidak membiasakan anaknya gosok gigi sebelum tidur, kasihan nanti jika giginya si anak berlubang, maka akan rewel, susah makan lama-lama turun berat badan, kemudian badannya akan kurus dan menjadi stunting,” ujar pendamping orang nomor satu di Pemprov Bali itu.
Tak berhenti pada sosialisasi, Pj Ketua TP PKK Bali juga menyalurkan bantuan yang terkait dengan programnya, yaitu berupa paket bantuan berisi beras 10 kg, telur 1 krat, susu 6 kotak, dan sikat beserta pasta gigi.
Selain itu pada kesempatan ini unsur pendukung Pemprov Bali tersebut bersama Bank BPD Bali berkunjung dan berbagi kepada 50 keluarga di Kabupaten Tabanan.
Mereka menyerahkan bantuan berupa paket olahan ikan, telur, bibit cabai, dan perlengkapan yang dibutuhkan balita.
Setelah menyerahkan bantuan dan memberi penyuluhan soal pentingnya menjaga kesehatan gigi anak, Ida Mahendra menyempatkan diri mendatangi langsung empat balita terindikasi stunting.
Di Tabanan sendiri saat ini kasus stunting berada di angka 3,23 persen, angka ini terus menurun setelah sebelumnya 2023 di angka 5 persen dan 2022 8,2 persen.
Baca juga: Pangdam Udayana: Stunting masuk program strategis 2024
Baca juga: Pemkot Denpasar yakin mampu turunkan stunting jadi 4 persen di 2024
Baca juga: Bank BPD Bali kerahkan CSR bantu upaya mencegah stunting