Jimbaran (Antara Bali) - Aktivis Jaringan Aliansi Total Ban menyesalkan acara gelar wicara atau "talk show" mantan Presiden BJ Habibie di kampus Universitas Udayana di Bukit Jimbaran, Sabtu, disponsori perusahaan rokok.
"Sponsor itu melecehkan Perda KTR (Kawasan Tanpa Rokok) yang sudah diberlakukan di Bali. Meskipun gencar disosialisasikan, ternyata kami yang kecolongan juga," kata Koordinator Jaringan Aliansi Total Ban, Titik Suharyati, ditemui di kampus Unud Jimbaran.
Ia menjelaskan bahwa di dalam Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang KTR itu memang tidak mencantumkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan rokok.
Namun menurut dia, di dalam Perda itu ditegaskan bahwa kawasan kampus dan sekolah dilarang dijadikan tempat untuk menjual, mempromosikan, dan mengiklankan rokok.
"Memang dalam Perda itu tidak tercantum `CSR`, tetapi mencoba dengan segala upaya mencoba memasuki apapun caranya wilayah yang sedang kami advokasi dan dampingi dalam implementasi Perda KTR salah satunya kampus," kata aktivis perempuan dan anak itu.
Suharyati merasa bahwa perjuangannya bersama aktivis lainnya menjadi sia-sia. Jaringan Aliansi Total Ban sendiri beranggotakan Lembaga Perlindungan Anak, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Unud, dan masyarakat peduli kesehatan.
"Perusahaan rokok masuk melalui `CSR` berkedok seperti beasiswa dan lain sebagainya. Sementara kami satu bulan lalu bersama jaringan dan PGRI sedang gencar mengingatkan sekolah-sekolah di Denpasar untuk tidak menerima `CSR` berkedok `foundation`," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unud Prof I Made Bakta menyatakan adanya perbedaan antara perusahaan rokok dan yayasan atau "foundation" yang menjadi sponsor tunggal acara "talk show" bertemakan "Cinta Tanpa Batas" itu.
"Ini dari Djarum Foundation. Harus dibedakan perusahaan pabrik rokok sama `foundation-nya`. Kalau iklan rokok itu jelas kami larang. Kalau `foundation` itu kan lembaga filantropis," ujarnya.
Acara yang dipandu presenter Rosiana Silalahi itu berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Acara bincang-bincang itu dimulai sekitar pukul 14.00 Wita dan ditonton lebih dari 2.000 mahasiswa dan kalangan lainnya.
Habibie yang mengenakan peci dan batik berwarna merah serta cokelat terlihat bersemangat dan cukup atraktif dalam memberikan motivasi kepada para mahasiswa.
Ia lebih banyak berbagi pengalaman dan berbicara nilai cinta bersama istrinya, almarhumah Ainun Habibie, yang diharapkan memotivasi generasi muda dalam menghadirkan sinergi positif. "Kekuatan cinta sejati akan menghadirkan sinergi positif bagi generasi muda," katanya. (DWA/M038/T007)