Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar memitigasi potensi inflasi yang tinggi, setelah melihat data inflasi Januari-Desember 2023 menunjukkan angka inflasi Kota Singaraja lebih tinggi dari target nasional.
“Kalau kita melihat penyebab inflasi kan terkait permintaan penawaran, kalau memang permintaan meningkat ya yang ditawarkan harus segera disiapkan. Kita sudah bisa melihat secara historis mau ada tahun baru contohnya Desember, wisatawan domestik dan mancanegara datang tentu permintaan akan barang tinggi,” kata Statistisi Ahli Madya BPS Bali I Made Agus Adnyana.
Di Denpasar, Selasa, Agus mengumumkan bahwa berdasarkan inflasi tahun kalender ada 31 kota dari 90 kota tertentu yang inflasinya di atas tiga persen, melebihi target nasional, salah satunya Singaraja dengan 4,31 persen, yang juga masuk ke dalam jajaran lima kota dengan inflasi tertinggi lebih dari empat persen.
“Iya nasionalnya 3+1 persen jadi maksimal 4, kalau Singaraja sudah lebih dari 4 persen 2023 ini. Penyebabnya sebagian adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. itu yang mungkin diantisipasi, bagaimana caranya itu kebijakan pemda, kan barang-barang juga bisa kita lihat secara historis komoditas apa saja,” ujar Agus.
Sementara itu di Bali tidak hanya Singaraja, ada Kota Denpasar yang menjadi salah satu kota terpilih, namun berdasarkan riwayat tahun kalender ibu kota Bali ini tidak masuk dalam kota-kota dengan inflasi di atas tiga persen karena BPS Bali menemukan angkanya di 2,54 persen.
Secara gabungan, terdapat lima komoditas terbesar inflasi di kota gabungan ini sepanjang tahun, diantaranya beras dengan 0,5559 persen, disusul cabai merah 0,2769 persen, emas perhiasan 0,1724 persen, cabai rawit 0,163 persen, dan perguruan tinggi 0,141 persen.
Jika dipisah, pemberi andil tertinggi di Kota Singaraja adalah beras, cabai merah, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, dan rokok putih. Sementara di Kota Denpasar beras, cabai merah, emas perhiasan, akademi perguruan tinggi, lalu cabai rawit.
Untuk Desember 2023 saja, angka inflasi Singaraja cukup rendah dengan 0,43 persen dan Denpasar 0,49 persen.
Untuk gabungan kedua kota pertama cabai merah dengan menyumbang inflasi 0,126 persen, diikuti angkutan udara 0,062 persen, emas dan perhiasan 0,055 persen, canang sari 0,047 persen dan cabai rawit 0,042 persen.
Sementara untuk penahan inflasi adalah tongkol diawetkan 0,023 persen, mangga 0,015 persen, pepaya 0,015 persen, ikan tongkol/ambu 0,0149 persen, dan jeruk 0,0109 persen.
BPS beri masukan pemda usai Singaraja masuk inflasi di atas nasional
Selasa, 2 Januari 2024 21:58 WIB