Denpasar (ANTARA) - Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari mengajak Pemerintah Kota Denpasar untuk mewaspadai tekanan inflasi dari kenaikan harga beras dan cabai rawit jelang momentum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Harga beras masih terpantau naik dalam beberapa minggu terakhir yang dipicu oleh ketersediaan pasokan. Sementara itu, cabai adalah komoditas yang sangat tergantung dengan faktor cuaca, sehingga harga sangat fluktuatif," kata Diah Utari, di Denpasar, Kamis, dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Wali Kota Denpasar.
Rapat yang dipimpin langsung Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa ini dilaksanakan guna menjaga stabilitas inflasi menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Diah Utari mengawali paparannya menyampaikan inflasi di Kota Denpasar pada Oktober 2023 masih terkendali yakni sebesar 2,49 persen (yoy).
Hal itu dapat dilihat dari harga barang kebutuhan pokok yang dapat terjaga, kecuali beberapa komoditas terlihat mengalami kenaikan harga seperti beras dan cabai.
Bahkan komoditas yang diproyeksikan menjadi penyumbang inflasi selama tiga bulan ke depan ini, yaitu beras, cabai rawit, daging ayam ras, telur ras dan gula.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyampaikan beberapa langkah antisipatif yang dilakukan dalam pengendalian inflasi di Kota Denpasar.
Langkah dan strategi tersebut yakni pelaksanaan Pasar Murah dan Bazar Pangan untuk komoditas yang berpotensi naik, pengembangan gerai alternatif milik perumda, peningkatan cadangan pangan melalui kerjasama antardaerah, dan peningkatan ketahanan pangan rumah tangga melalui urban farming.
"Dengan berbagai langkah dan strategi yang sudah dirancang TPID Kota Denpasar ini, diharapkan harga bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru dapat terkendali sehingga target inflasi plus minus 3 persen dapat tercapai," ujarnya.
Arya Wibawa menekankan ke depan akan dilakukan pengecekan ketersediaan stok beras di gudang Bulog dan pemantauan operasi pasar. Hal tersebut guna memastikan kelancaran proses distribusi dan ketersediaan stok.
"Pulihnya perekonomian Bali dan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali khususnya saat natal dan tahun baru mengakibatkan meningkatnya permintaan atau konsumsi bahan pangan. Oleh karena itu, menjadi penting menjaga ketersediaan stok seluruh komoditas yang menyebabkan inflasi," ujarnya pula.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian minta pemda kendalikan harga cabai dan beras