Denpasar (ANTARA) - Kepala PT Jasa Raharja Cabang Bali Abubakar Aljufri mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menyiapkan angkutan umum bagi pelajar guna menekan angka dan korban kecelakaan.
Menurutnya, kurangnya angkutan umum khususnya bagi pelajar menjadi salah satu alasan meningkatnya korban kecelakaan yang diberikan santunan. Hal ini terlihat dari nominal santunan yang meningkat dan didominasi oleh pengguna sepeda motor pada usia produktif.
“Dengan tidak adanya angkutan umum, mau tidak mau, suka tidak suka, dengan kasat mata kita bisa melihat bahwa anak SD saja kalau ke sekolahan mau naik apa kalau tidak pakai motor. Ini menjadi tugas berat kita bersama bagaimana mendorong pemerintah untuk menyiapkan angkutan umum, minimal kepada pelajar, supaya ada keselamatan berlalu lintas,” kata Abubakar Aljufri pada diskusi Perbaikan Angkutan Umum Perkotaan bersama Dinas Perhubungan Bali di Denpasar, Selasa.
Abubakar menyebut sepanjang Januari hingga Oktober 2023 sudah ada 3.434 korban kecelakaan lalu lintas yang diberikan santunan dengan total nominal Rp58,169 miliar, dengan 85 persen diantaranya adalah pengguna sepeda motor dengan usia 17-50 tahun. Angka itu meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022 dengan angka santunan Rp46,943 miliar.
Baca juga: Masyarakat Klungkung rasakan manfaat transportasi gratis pelajar
Pada saat pandemi COVID-19, lanjutnya, angka kecelakaan di Bali sempat turun. Pada 2021 santunan Jasa Raharja hanya Rp32 miliar dan meningkat 2022 menjadi Rp59 miliar, kemudian diproyeksikan akhir 2023 mencapai lebih dari Rp70 miliar.
“Angka kecelakaan trennya tinggi dari tahun ke tahun karena Bali kan mulai pulih ekonominya, sehingga dampaknya angka kecelakaan semakin tinggi,” ujar Abubakar.
Kondisi itu yang membuat pihaknya menjalin komunikasi dengan Pemprov Bali agar menggencarkan angkutan umum bagi pelajar. Ia menyadari pemerintah telah menyiapkan Trans Metro Dewata sebagai transportasi publik, namun ini belum efektif jika dikaitkan dengan angka kecelakaan yang terus meningkat.
“Belum efektif, kami bisa lihat sendiri apalagi di Kota Denpasar yang jumlah korban kecelakaan itu tertinggi. Kami lihat tidak ada angkutan pelajar yang digunakan, yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Intinya kami dorong bagaimana pemerintah daerah menyiapkan angkutan umum pada pelajar,” kata Abubakar.
Selain mendorong pengembangan angkutan umum, pihaknya juga membantu edukasi pelajar mengenai protokol keselamatan berlalu lintas dan upaya kepatuhan.
Baca juga: Pemkab Tabanan Alokasikan Rp2 Miliar Untuk Bus Pelajar