Jakarta (ANTARA) - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan menyebut Rupiah tergolong sebagai mata uang yang performanya terjaga secara year to date (ytd).
“Sebetulnya, rupiah termasuk mata uang yang performanya cukup terjaga dibandingkan dengan mata uang lainnya secara utuh dari Januari sampai awal November ini,” kata Katarina dalam webinar Insurance Outlook 2024, di Jakarta, Selasa.
Katarina mengamini rupiah mengalami pelemahan belakangan, imbas dari pengaruh dolar Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, menurut dia lagi, pelemahan yang terjadi beberapa bulan terakhir masih lebih baik dibandingkan pelemahan yang pernah terjadi sebelumnya, misalnya pelemahan pada 2019 hingga 2020.
Terlebih, Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah kebijakan preemptive dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen, setelah bertahan pada level 5,75 persen selama sembilan bulan berturut-turut.
Baca juga: Kurs Rupiah pada Selasa pagi turun jadi Rp15.573 per dolar AS
Katarina meyakini langkah tersebut dapat menjadi langkah untuk mendukung kestabilan nilai rupiah di tengah volatilitas yang tinggi.
Pasalnya, angka imbal hasil obligasi Amerika Serikat (US treasury yield) sedang berada pada level tertinggi sejak 2007, yakni di kisaran level 5 persen. Di samping itu, beredar kabar bahwa Federal Reserve atau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.
“BI melakukan tindakan preemptive dan forward looking dalam menghadapi berbagai tekanan di pasar finansial global, terutama BI ingin mendukung rupiah di tengah volatilitas yang sangat tinggi,” ujar dia lagi.
Katarina memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6 persen hingga paruh pertama 2024.
BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, yaitu BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Oktober 2023.
Kenaikan tersebut bertujuan untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari ketidakpastian global dan menjadi langkah pencegahan untuk memitigasi dampak pelemahan rupiah terhadap imported inflation atau inflasi barang impor.
Baca juga: Kurs naik jadi Rp15.590 per dolar AS pada Senin pagi