Denpasar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta bank daerah turut membantu menangani kemiskinan ekstrem yang jadi fokusnya saat ini.
Hal ini disampaikan Sang Made di Denpasar, Senin, ketika disambangi oleh Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma dan dipaparkan mengenai kegiatan-kegiatan bank daerah tersebut selama ini.
“Program BPD Bali selama ini sudah nyambung dengan pemerintah daerah. Salah satu contoh adalah atensi pada kemiskinan ekstrem yang ditargetkan bisa tuntas pada tahun 2024. Tak hanya yang masuk kategori ekstrem, saya ingin kemiskinan secara keseluruhan bisa segera dituntaskan, caranya dengan gerakan ngrombo,” kata dia.
Baca juga: BPD Bali bedah rumah 284 unit bantu entaskan kemiskinan
Dengan meminta bank daerah itu turut dalam gerakan ngrombo atau bergotong royong, Pj Gubernur Bali meyakini kemiskinan ekstrem yang saat ini di angka 0,54 persen dapat dituntaskan pada 2024.
Ia juga meminta BPD Bali membantu permodalan generasi milenial yang ingin terjun dalam dunia kewirausahaan, dan hal ini ternyata sudah dilakukan bank tersebut dalam program Mesari yang khusus membantu permodalan kalangan milenial yang ingin menekuni usaha.
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma menjawab permintaan orang nomor satu di Pemprov Bali itu untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan gerakan ngrombo. Menurut dia, itu memang salah satu tanggung jawab mereka.
“Sebagai lembaga keuangan yang sahamnya bersumber dari pemerintah daerah, BPD Bali punya tanggung jawab untuk turut berperan aktif dalam pembangunan,” kata dia.
Baca juga: Pastika: Penanganan kemiskinan ekstrem Bali harus tahu data "by name"
Sejauh ini, mereka banyak mengalokasikan dana CSR untuk penguatan desa adat, ditambah program-program lain seperti bedah rumah, penguatan UMKM dan penyaluran KUR.
“Kami baru ‘ngrombo’ pembangunan 284 bedah rumah di Buleleng, satu bedah rumah menghabiskan dana Rp20 juta dan BPD Bali membantu 30 persen,” kata Sudharma.
Selain itu, bank tersebut dalam penguatan usaha kecil dan menengah turut berkolaborasi dengan Dekranasda, hingga akhirnya telah membina 48 UMKM di Pulau Dewata.