Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengajak bupati dan wali kota di Pulau Dewata menambah penyertaan modal di BUMD Bank BPD Bali untuk mendukung geliat perekonomian daerah.
“Para bupati, ayo tambah penyertaan (modal), kita punya maka kita besarkan,” kata Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Bali, Jumat.
Tak hanya penyertaan modal yang bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), ia juga mengimbau para kepala daerah untuk memanfaatkan layanan bank daerah itu.
Penyertaan modal tersebut diharapkan meningkatkan kinerja lembaga jasa keuangan yang mayoritas modalnya dimiliki pemerintah daerah di Bali itu.
Peningkatan itu, lanjut dia, di antaranya untuk meningkatkan sistem teknologi informasi (IT), hingga kompetensi sumber daya manusia.
“Tujuan kami positif untuk memperkuat lembaga ekonomi di Bali. Kalau bukan kita, siapa lagi?,” ucapnya.
Berdasarkan daftar rincian setoran modal per 31 Juli 2025 pada laman bank BPD Bali, tiga besar pemegang saham terbesar di bank itu adalah Pemerintah Kabupaten Badung menempati komposisi terbesar mencapai 44,19 persen, kemudian Pemerintah Provinsi Bali 29,68 persen dan Kota Denpasar sebesar 10,60 persen.
Sementara itu, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengungkapkan saat ini modal inti mencapai Rp5,2 triliun.
Ia juga menargetkan pada 2026 akan meningkatkan klasifikasi bank berdasarkan modal inti (KBMI) dua yakni modal inti di atas Rp6 triliun namun tidak melebihi Rp14 triliun.
Pihaknya telah memasang peta jalan pengembangan selama lima tahun yakni periode 2025-2030 aset mampu tembus hingga Rp60 triliun.
Ia pun optimistis dapat mencapai target itu mencermati potensi ekonomi sektor UMKM yang masih bisa digenjot dan realisasi aset per September 2025 sudah menembus Rp42 triliun.
Baca juga: Bank BPD Bali bangun kantor pusat baru dengan anggaran Rp175,7 miliar
