Denpasar (ANTARA) - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Denpasar, Bali, AA Gde Risnawan menegaskan pemerintah kota setempat terus menggencarkan beragam strategi dalam menahan dan mengendalikan laju inflasi.
"Pada intinya kami siap bersinergi dengan pemerintah pusat, baik itu dari sisi kebijakan, inovasi dan program dalam penanganan inflasi berkelanjutan," kata Risnawan saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi secara virtual di Denpasar, Senin.
Menurut dia, angka inflasi Kota Denpasar pada Agustus 2023 berada di kisaran 0,21 persen sedangkan angka inflasi tahun kalender Kota Denpasar berada di angka 1,58 persen.
Komoditas penyumbang inflasi di Kota Denpasar yakni cabai rawit, akademi/perguruan tinggi, canang sari, sekolah dasar, air kemasan, beras hingga telur ayam.
"Saat ini harga beras mulai meningkat dan menjadi perhatian serius TPID Kota Denpasar," ujarnya didampingi Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar I Wayan Putra Sarjana dan Kadis Perindag Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari itu.
Beragam inovasi, lanjut Risnawan, terus dioptimalkan Pemkot Denpasar dalam mendukung pengendalian inflasi. Mulai dari mengikuti pelaksanaan Rakornas Pengendalian Inflasi, koordinasi dengan Bulog, pemantauan stok dan pasokan harga pangan
Selain itu rakor pengendalian inflasi daerah, pelaksanaan panen padi dan jagung, bazar pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, panen bawang merah dan pemantauan stok beras.
"Kami berharap melalui giat program dan inovasi ini produktif dalam menekan angka inflasi di Kota Denpasar," ujarnya.
Sementara itu, dalam arahannya Irjen Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir mengatakan saat ini Tim Pengendali Inflasi baik di pusat maupun di daerah masih berupaya untuk mengatasi harga pangan khususnya komoditas beras.
“Sudah tiga minggu lebih harga beras terus merangkak naik dan belum menghasilkan penurunan yang signifikan hingga saat ini, hal ini harus menjadi kewaspadaan agar inflasi tidak meningkat,” katanya.