Denpasar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara dari periode Januari hingga Agustus 2023 telah melaksanakan 106 kegiatan edukasi keuangan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali.
"Kegiatan edukasi keuangan tersebut telah menjangkau lebih dari 44 ribu orang dan edukasi melalui sosial media dengan menjangkau 33 ribu orang selama Agustus 2023," kata Kepala OJK Bali Nusra Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, OJK terus mendorong perlindungan konsumen dan penguatan literasi dan inklusi keuangan melalui program edukasi tatap muka maupun daring yang bersifat masif melalui learning management system (LMS) dan media sosial.
Kristrianti menyampaikan 106 kegiatan edukasi keuangan yang telah dilaksanakan dibagi menjadi sembilan jenis kegiatan dengan rincian, 3 kegiatan yang melibatkan Agen Edukasi dan Inklusi Keuangan (ADIK) OJK dan 22 kegiatan edukasi kepada pelajar/mahasiswa yang berkunjung ke kantor OJK Bali.
Selanjutnya kegiatan Ngobrol Ringan dan Santai tentang Edukasi (NGORTE), 7 kegiatan edukasi dalam OJK Ngiring ke Banjar, 8 kegiatan Si Mobil Edukasi Keuangan Go Edukasi Keliling (Si GEDE).
Ada pula 51 kegiatan edukasi bekerjasama dengan para pemangku kepentingan, 5 kegiatan bincang-bincang mengenai perencanaan keuangan serta waspada investasi ilegal, dan 7 kegiatan Program Edukasi Keuangan 1 Km Care.
Baca juga: OJK Bali Nusra jadikan Desa Bengkala percontohan penerapan GM EKI
"Program Edukasi Keuangan 1 Km Care merupakan program edukasi baru untuk menjangkau area terdekat Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara," ujarnya.
Selain kegiatan edukasi tersebut, OJK Bali Nusra juga telah bekerja sama dengan Universitas Udayana untuk melaksanakan Program KKN Literasi dan Inklusi Keuangan (LIK) tahun 2023 yang dilaksanakan pada 15 Juli – 27 Agustus 2023.
Program KKN Literasi menyasar 10 desa yang ada di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali dengan total jumlah peserta KKN yang ikut terlibat sebanyak 153 orang mahasiswa.
Program KKN LIK meliputi pelaksanaan survei literasi dan inklusi keuangan, edukasi keuangan dengan melibatkan lembaga jasa keuangan, pendampingan UMKM, edukasi melalui serial literasi keuangan, pojok literasi keuangan pada desa dan edukasi melalui sarana media digital.
Melalui program ini, telah dilaksanakan kegiatan edukasi sebanyak 171 kali dengan total jumlah peserta sebanyak 8.848 orang yang terdiri dari segmen perangkat desa, pemuda, ibu rumah tangga dan pelajar.
Baca juga: OJK: Kredit perbankan di Bali capai Rp101,39 triliun
Selama tahun 2023 hingga bulan Agustus, Kristrianti menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pelayanan penarikan data Informasi Debitur (Ideb) Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) baik secara daring maupun langsung sebanyak 4.262 orang.
Sementara itu, sejak awal Januari hingga 31 Agustus 2023, OJK di Bali telah menerima 248 pengaduan dengan 25 diantaranya merupakan sengketa yang masuk ke dalam LAPS Sektor Jasa Keuangan (SJK).
Dari pengaduan tersebut, sebanyak 162 merupakan pengaduan sektor perbankan dan 86 merupakan pengaduan sektor industri keuangan non-bank (IKNB).
Status pengaduan yang masuk di periode tersebut saat ini adalah sebanyak 213 pengaduan telah selesai (ditutup), 14 pengaduan menunggu tanggapan konsumen, dan 21 pengaduan dalam proses penanganan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).
Kristrianti menambahkan, literasi dan inklusi keuangan oleh OJK juga melibatkan dukungan strategis berbagai pihak, diantaranya kementerian/lembaga, PUJK, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya antara lain melalui peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Dari Januari hingga Agustus 2023, TPAKD di Provinsi Bali telah menyelenggarakan 100 kegiatan yang diantaranya terdapat 36 kegiatan asistensi dan pendampingan program TPAKD, 25 kegiatan edukasi, dan 6 workshop serta temu bisni UMKM.