Denpasar (ANTARA) - Bulog Bali mulai melakukan penyaluran cadangan beras pemerintah secara gratis ke 194.418 penerima bantuan pangan (PBP) atas arahan Presiden Jokowi agar dilakukan percepatan.
Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Kanwil Bali Avrilia Purwandari mengatakan penyaluran perdana diberikan ke masyarakat daerah Gerokgak, Buleleng, sebagai daerah dengan jumlah PBP terbesar di Pulau Dewata.
“Penyaluran perdana kita diminta bersamaan jadi di hari Senin (11/9) sudah menyalurkan di Buleleng, tapi belum selesai masih sedikit karena di sana penerimanya banyak. Kemarin baru perdana menyalurkan 29,780 ton itu masih sedikit sekali, kita memang bertahap dan hari ini ada juga penyaluran di sana,” kata dia kepada Antara di Denpasar, Rabu.
Avrilia menyampaikan bahwa proses penyaluran cadangan beras pemerintah ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Bulog Bali tahun 2023, namun semestinya penyaluran bantuan pangan tahap dua berlangsung Oktober, November, Desember, setelah sebelumnya berjalan lancar pada Maret, April, Mei.
Baca juga: Bulog Bali: Harga beras premium naik, permintaan beras SPHP melonjak
“Tahap kedua dilakukan percepatan, tadinya Oktober, November, Desember, tapi Presiden minta percepatan menjadi September, Oktober, November, tapi tidak ada masalah (stok beras) kita tetap jalan, aman,” tuturnya.
Adapun beras gratis yang disalurkan Bulog Bali terdiri dari 10 kilogram untuk masing-masing penerima, di mana prosesnya akan berlangsung tiga kali berturut-turut setiap bulannya.
BUMN yang bergerak di bidang logistik pangan ini berharap melalui penyaluran cadangan beras pemerintah, harga yang sedang bergejolak di masyarakat dapat segera stabil, sehingga masyarakat tenang.
“Masyarakatnya tenang jadi masih bisa membeli beras dengan harga terjangkau, masih aman lah untuk masalah pangan di masyarakat,” ujar Avrilia.
Selain melakukan penyaluran beras kepada penerima bantuan pangan yang telah tercatat namanya, Bulog Bali juga mengikuti instruksi Presiden Jokowi untuk menyebar beras pemerintah ke pasar-pasar.
Baca juga: BI Bali sebut kenaikan harga beras berisiko picu inflasi di Mei 2023
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sendiri harganya lebih terjangkau dibanding beras premium, di mana saat ini harganya Rp10.900 per kilogram, sementara beras premium Rp14.500 per kilogram di pasar tradisional seperti Pasar Badung, Denpasar.
Sejak harga beras premium melonjak Agustus lalu, bulog sendiri sudah menyadari bahwa terjadi lonjakan permintaan terhadap beras SPHP, dan beras pemerintah ini sudah membanjiri pasar belakangan.
Dari data yang disampaikan Avrilia, rata-rata penyaluran beras SPHP di Bali pada bulan Juni dan Juli 2023 400-500 ton, pada Agustus 881 ton, dan pada September terhitung hingga Selasa (12/9) kemarin penyalurannya mencapai 527 ton.
“Iya memang dengan kondisi sekarang yang jadi pilihan masyarakat beras SPHP. Kelihatan kenaikannya dari Agustus September, mungkin karena kondisi beras yang saat ini harganya naik jadi memang terus banyak permintaan,” kata dia.
Untuk semakin menjangkau masyarakat dengan beras yang harganya terjangkau, Bulog Bali juga melakukan kerja sama dengan Pemprov Bali dalam hal menggelar operasi pasar murah.
“Ini kita tergantung permintaan pemerintah daerah, kalau diminta pelaksanaan operasi pasar kita akan ikut. Seperti ada undangan mengikuti pasar murah besok di Gianyar, biasanya pemda bersurat nanti kita siapkan beras SPHP juga barang komersil yang lain,” ujar Avrilia.