Buleleng (ANTARA) - Bulog Bali mengatakan hingga Agustus 2025 ini pihaknya sudah menyerap gabah lokal setara 2.900 ton beras.
“Penyerapan gabah kering panen lokal 542 ton dan beras 2.609 ton atau ini setara beras 2.900 ton,” kata Pimpinan Wilayah Bulog Bali M Anwar di Denpasar, Rabu.
Bulog Bali sendiri ditargetkan pemerintah untuk menyerap gabah lokal setara 3.344 ton beras, sehingga sampai saat ini sebesar 87 persen target telah terpenuhi.
Anwar mengatakan seluruh gabah lokal petani Bali digunakan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) yang penyalurannya sesuai instruksi pemerintah.
Seperti periode Juni-Juli lalu, Bulog Bali menyalurkan bantuan pangan beras CBP kepada sebanyak 149.155 penerima dengan masing-masing mendapat 10 kg beras per bulan.
Menurutnya kualitas gabah lokal petani Bali sangat baik, sehingga Bulog terbantu dengan naiknya nilai serapan gabah yang ditetapkan pemerintah yaitu dari Rp5.500 per kilogram menjadi Rp6.500 yang artinya sesuai dengan harga petani lokal.
“Kualitas gabah petani Bali mayoritas lebih baik dengan varietas yang berbeda-beda dan rasa yang dihasilkan masih sesuai dengan preferensi konsumen di Bali,” ujarnya.
Namun yang menjadi tantangan, tenaga panen di Bali masih belum banyak, sehingga harga gabah yang terbentuk ditakutkan berpotensi akan naik lagi dan melebihi dari ketentuan pemerintah.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan serapan gabah lokal, dengan harga pembelian pemerintah (HPP) saat ini, Bulog Bali melakukan beberapa upaya seperti melakukan penyerapan beras melalui mitra-mitra yang ada di Bali.
“Kemudian penyerapan gabah yang langsung turun ke sembilan kabupaten/kota di Bali melalui data dan jadwal panen yang didapatkan dari Dinas Pertanian Provinsi Bali, kami dalam pelaksanaan itu membentuk tim jemput gabah di masing-masing kabupaten/kota," kata Anwar.
Kepada media ia optimistis target pemerintah 100 persen tercapai, namun harus diakui kondisi di lapangan masih terdapat harga-harga penjualan gabah oleh petani yang lebih tinggi dari HPP menjadi tantangan.
