Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster menerima penghargaan Anugerah Tertinggi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali karena dinilai telah berhasil sebagai peletak Peradaban Ekonomi Kerthi Bali.
Ketua Umum Kadin Bali Made Ariandi di Denpasar, Jumat, mengatakan pihaknya mendukung program Gubernur Bali yang memberikan keberlangsungan bagi masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman untuk meningkatkan perekonomian.
"Kadin tidak berpolitik praktis, tetapi politiknya ekonomi yang tujuannya agar masyarakat sejahtera," ujarnya saat penyerahan penghargaan yang dilaksanakan di Wantilan DPRD Provinsi Bali itu.
Kadin, ujar Ariandi, sebagai lembaga yang independen dan profesional, selalu melihat sesuatu yang objektif, jujur dan siap menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk kemajuan ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyatakan kebanggaannya karena dalam penganugerahan itu dihadiri unsur legislatif dan eksekutif. "Kalau kedua unsur tersebut sudah hadir maka ini sah," ujar Ariandi.
Kepada anak muda, kalangan mahasiswa yang hadir dalam kesempatan itu juga didorong bisa melihat peluang masa depan. "Jangan berpikir tamat kuliah jadi ASN, peluang dunia entrepreneur sangat luas dan terbuka," katanya pada pada acara yang juga dihadiri Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama itu.
Pada acara yang berlangsung cukup meriah yang diawali dengan pementasan tarian kolaborasi Bali-Korsel tersebut, Kadin Bali juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Spowars-anggota Kadin Korea.
MoU dengan Spowars antara lain di bidang sport tourism dan entrepreneur tourism, bidang media, komunikasi, dan digitalisasi, bidang investasi dan pariwisata serta bidang entertainment (K-Pop).
CEO Spowars Park Jun Hyung dalam sambutan singkatnya berharap kerja sama dengan jajaran Kadin Bali ini bisa mendukung upaya meningkatkan perekonomian Bali.
Demikian pula Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama menyatakan pihaknya siap memberi rekomendasi untuk mendukung kerja sama ini.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan China, Jepang dan Korea saat ini menguasai ekonomi dunia. Bali harus bergaul dengan negara-negara itu.
Meskipun demikian Bali juga harus diproteksi. Bali harus bisa dikelola dengan baik supaya jangan jadi korban kepentingan tertentu.
"Bisa saja membuka kerja sama dengan pihak manapun, tetapi dalam kerja sama ini harus saling menguntungkan dengan prinsip kesetaraan, saling memberi manfaat dan tidak boleh mendominasi. Tidak boleh ada yang ingin menguasai pihak satu dengan yang lain," ujarnya.
Oleh karena itulah mengapa dirinya mengembangkan ekonomi kreatif Bali yang betul-betul natural Bali. Ekonomi yang ramah lingkungan, harmonis dengan alam, berbasis sumber daya lokal, menjaga kearifan lokal, berkualitas, bernilai tambah dan tangguh secara berkelanjutan.
"Ini yang kita wujudkan di Bali supaya bisa tetap eksis, survive, maju terus bergerak mengikuti perkembangan global secara berkelanjutan," kata Koster.
Menurut dia, Bali memiliki enam sektor unggulan, yakni sektor pertanian dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan perikanan, industri manufaktur dan berbasis branding budaya bali, sektor UMKM dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata berbasis budaya, berkualitas dan bermartabat.
Industri manufaktur dan berbasis branding budaya bali harus dijalankan Kadin dan semua pemangku kepentingan di Bali supaya memiliki nilai tambah dan ekonomi yang meningkat.
Delegasi Spowars-Kadin Korea Selatan dalam agendanya di Bali selain melakukan penandatanganan kerja sama dengan jajaran Kadin Bali, juga mengunjungi Puri Anom Kawan di Jalan Veteran Denpasar, Jumat (1/9) malam.
Selain melihat tata ruang arsitektur Puri Anom Kawan, delegasi Spowars berkesempatan meninjau sejumlah koleksi kuno berupa kain tenun tradisional, lukisan dan benda peninggalan bersejarah lainnya.
Panglingsir Puri Anom Kawan Anak Agung Anom Mayun mengatakan rombongan sangat terkesan setelah melihat berbagai koleksi yang ada di puri. "Puri ini tidak luas, tapi menyimpan berbagai koleksi antik zaman dulu. Bahkan ada kain peninggalan di tahun 1870 yang masih awet," kata pria yang biasa disapa Turah Mayun ini.
Dosen ISI Denpasar itu pun mengingatkan sebagai warga Bali yang bisa dibanggakan adalah budaya. "Budaya Bali ini tiada duanya dan menjadi daya tarik luar bisa," ujarnya.