Denpasar (ANTARA) - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali, menggandeng 11 kelompok nelayan di tiga desa di wilayah itu untuk mendukung program bulan cinta laut (BCL) sebagai upaya menekan pencemaran.
“Dalam BCL kami gunakan konsep ekonomi sirkular,” kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso di Denpasar, Rabu.
Ada pun 11 kelompok nelayan itu tersebar di Denpasar dan Kabupaten Badung yakni Serangan, Tanjung Benoa dan Tuban.
Sebanyak 11 kelompok tersebut memiliki anggota sekitar 121 orang nelayan yang ikut berpartisipasi menjaga wilayah laut dari pencemaran terutama sampah plastik.
Program BCL dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mulai dilaksanakan secara nasional pada Oktober 2022.
Ia mengharapkan jumlah kelompok nelayan dapat bertambah melalui kampanye dan sosialisasi pentingnya menjaga ekosistem laut dari pencemaran sampah.
Sedangkan pada puncak pelaksanaan BCL itu, sebanyak 2.454 kilogram sampah dikumpulkan oleh 11 kelompok nelayan tersebut.
Baca juga: BPSPL Denpasar ajak masyarakat pungut plastik di mangrove antisipasi kemarau
Dari jumlah itu, sebanyak 2.079,6 kilogram di antaranya adalah sampah plastik dan sisanya, sampah logam besi, kertas, kaca dan sampah lainnya.
Sampah plastik itu nantinya ditukar dengan sejumlah nilai uang melalui bank sampah sebagai konsep ekonomi sirkular.
Nantinya, sampah plastik tersebut akan diproses daur ulang menjadi produk tertentu.
Sebagai gambaran, kompensasi sampah plastik kresek bersih dihargai mencapai Rp3.500 per kilogram, plastik kemasan dihargai Rp25 per kilogram, aluminium Rp5.000 per kilogram, kaleng susu Rp1.000 per kilogram hingga minuman kaleng ringan Rp500 per kilogram.
Tak hanya dengan bank sampah, pihaknya juga menggandeng lembaga swadaya masyarakat dan salah satu bank syariah untuk menerima sampah plastik dari masyarakat di antaranya botol plastik yang dihargai Rp56 per botol.
“Botol itu diberi harga, bisa ditukar nanti melalui gopay, ovo, link aja, atau pulsa, tidak mesti punya rekening bank tersebut,” katanya.
Baca juga: BPSPL Denpasar sebut pariwisata berkaitan dengan kesehatan laut Bali