Denpasar (Antara Bali) - Ekspor vanili dari berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami kelesuan, sehingga petani kurang bergairah mengembangkan komoditas perkebunan tersebut.
"Harga vanili di pasaran ekspor berkisar 10-15 dolar/kg kering, padahal pada masa kejayaannya di era tahun 2004 mencapai 400 dolar AS atau sekitar Rp4 juta," kata Sekretaris Asosiasi Eksporter Vanili Indonesia Ida Bagus Raka Wiryanata di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, meskipun harga vanili di pasaran dunia merosot dalam beberapa tahun belakangan, namun Indonesia, khususnya Bali tetap menjaga mutu matadagangan vanili.
Hal itu dimaksudkan jangan sampai vanili Indonesia citranya jelek, sehingga membutuhkan waktu dan kerja keras untuk mengembalikannya.
Raka Wiryanata yang juga eksporter vanili menjelaskan, ekspor vanili Indonesia 80 persen diantaranya menembus pasaran Amerika Serikat.
"Membaiknya harga di pasaran dunia, biasanya secara otomatis akan mampu meningkatkan kegairahan petani mengembangkan jenis matadagangan vanili," tutur Bagus Raka Wiryanata.
Sementara Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Made Sudharta dalam kesempatan terpisah menambahkan, pihaknya masih melakukan evaluasi dalam mengembangkan tanaman vanili sambil menunggu kondisi pasar yang menguntungkan petani.
Meski demikian tanaman vanili yang ada tetap mendapat perawatan intensif, namun tidak melakukan perluasan secara besar-besaran.
Dalam melakukan evaluasi itu menitikberatkan untuk memperbaiki proses budidaya dengan harapan mampu meningkatkan mutu dan produksi vanili.
Bali sebenarnya memiliki potensi besar dalam bidang pengembangan vanili, namun hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Bali hingga kini baru memiliki tanaman vanili seluas 806 hektare, padahal potensi yang cocok untuk pengembangan vanili itu mencapai 4.500 hektare.
"Jika hasil evaluasi dan pengkajian pengembangan vanili mempunyai prospek cerah dan menguntungkan petani, maka lahan yang tersedia akan digarap secara maksimal," ujar Made Sudharta.
Ia menambahkan, sambil melakukan evaluasi dan pengkajian dalam tahun 2009 dengan dukungan dana APBD Bali melakukan pengadaan 15.000 stek vanili guna diberikan kepada kelompok petani untuk dikembangkan.
"Secara teknis pengadaan bibit tersebut mampu memenuhi kebutuhan bibit untuk pengembangan lahan seluas lima hektar," ujar Made Sudharta.
Bali hingga kini memiliki tanaman vanili seluas 806 hektare, 346,9 hektare diantaranya tanaman produktif.
Tanaman tersebut menghasilkan 33 ton selama 2008, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya tercatat 22 ton. (*)
Ekspor Vanili Indonesia Lesu
Minggu, 10 Januari 2010 14:46 WIB