Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berupaya mempercepat penurunan tingkat kemiskinan ekstrem dan angka stunting di wilayahnya sebagai upaya untuk mempercepat capaian target-target pembangunan.
"Ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat yang mandiri dan itu akan bisa diwujudkan apabila tingkat kemiskinan dan stunting di Badung dapat diturunkan," ujar Ketua Tim Penghapusan Kemiskinan Ekstrim dan Penanganan Stunting Kabupaten Badung I Ketut Suiasa di Mangupura, Senin.
Wabup Suiasa menjelaskan penghapusan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting akan bisa diwujudkan apabila pihaknya fokus dalam membuat kebijakan, fokus dalam melakukan politik anggaran dan fokus dalam melakukan gerakan.
Pihaknya juga berupaya untuk melakukan sinergitas dan koneksitas dengan semua perangkat daerah terkait dengan melakukan beberapa strategi.
Baca juga: Pemkot Denpasar terima penghargaan prevalensi stunting terendah di Bali
"Jangan ada budaya miskin atau pola hidup yang cenderung membuat hidupnya jadi miskin, berikan bantuan namun bukan bersifat permanen, pemberdayaan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan dengan membuatkan UMKM atau lapangan kerja, dan yang terakhir harus mampu mengendalikan tingkat inflasi di daerah," ungkap dia.
Ia mengatakan Pemkab Badung sebagai fungsi penyelenggara pemerintah pusat yang mana Presiden Jokowi sudah menetapkan target penghapusan kemiskinan Ekstrim secara nasional harus sudah tuntas tahun 2024.
Oleh karena itu menurut Ketut Suiasa yang juga merupakan Wakil Bupati Badung, Pemkab Badung menginginkan daerahnya mampu menjadi faktor pendongkrak dan penarik untuk menurunkan kemiskinan dan stunting di tingkat nasional.
"Dalam menuntaskan penghapusan kemiskinan ekstrem dan penanganan penurunan stunting ini dilakukan dengan pola penganggaran dari Pemkab Badung, pemerintahan desa dan pihak ketiga melalui Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sehingga target ini sangat rasional akan bisa dituntaskan," kata dia.
Ia menambahkan secara ekonomis pendapatan masyarakat sudah semakin membaik dan pendapatan daerah juga meningkat sehingga penganggaran untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting bisa dilakukan.
"Dari sisi makro pertumbuhan ekonomi yang cenderung semakin membaik. Pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 9,9 persen, kalau dibandingkan dengan saat COVID-19 pertumbuhan minus 16 persen dan pada tahun 2021 minus 6,6 persen," pungkas Ketut Suiasa.
Baca juga: Pemkab Badung lampaui target penurunan angka stunting di wilayahnya