Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali Ngurah Wiryanata mengatakan Gubernur Bali Wayan Koster akan mengeluarkan surat edaran terkait Hari Suci Nyepi yang bertepatan dengan shalat tarawih pertama di bulan Ramadhan 1444 Hijriah dari kalangan Muhammadiyah.
"Nanti akan ada edaran dari Pak Gubernur, tentu ini akan menjadi salah satu dasar untuk melakukan (Nyepi dan tarawih). Ketika terkait dengan penyiaran, artinya soal penghentian siaran radio dan televisi, Diskominfo yang punya kewenangan, dan soal penerbangan udara itu kewenangan Dishub," katanya di Denpasar, Jumat,
Ia mengatakan Kesbangpol Bali tidak memiliki kewenangan untuk eksekusi namun ada di tingkat koordinasi.
Namun, kata dia, surat edaran mengenai skema pelaksanaan tarawih hari pertama di tengah Hari Suci Nyepi telah disampaikan oleh Kanwil Kemenag Bali.
"Kanwil Kemenag memberi imbauan dari lintas agama, karena kebetulan kadang Nyepi kenanya hari Minggu seperti dulu jadi teman-teman Kristiani yang disarankan begitu," ujarnya.
Kesbangpol belum menyampaikan kapan surat edaran terkait Nyepi dan tarawih pertama dari Gubernur Koster turun, namun berkaca pada arahan Kanwil Kemenag Bali terdapat beberapa poin.
"Kita tetap koordinasi, jadi mengimbau supaya teman-teman Muslim yang melaksanakan shalat tarawih hari pertama bulan puasa untuk melaksanakannya di tempat ibadah terdekat, itupun dengan jalan kaki dan tidak menghidupkan speaker (pengeras suara)," katanya.
Selain itu, pelaksanaan rangkaian Nyepi Cakka 1945 yang jatuh pada 22 Maret 2023 dan ibadah pertama shalat tarawih bulan Ramadhan 1444 Hijriah agar dipastikan lancar, dengan bekerja sama dengan prajuru desa adat, pecalang, dan aparat keamanan terkait.
"Tapi syukur di Bali tidak pernah sampai ada yang mencuat atau rusuh gara-gara pelaksanaan Nyepi, Toleransi kita cukup bagus mudah-mudahan Nyepi ini seperti itu, karena sangat-sangat riskan," kata Ngurah Wiryanata.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Nyoman Kenak menambahkan bahwa selama ini kegiatan keagamaan umat Hindu dan agama lainnya selalu berjalan beriringan.
"Kegiatan agama Hindu yang bersamaan dengan kegiatan agama selain Hindu di Bali bukan hal baru. Beberapa kali terjadi, namun lantaran usaha semua pihak, pelaksanaan kegiatan keagamaan keduanya berlangsung dengan aman dan tertib," kata dia.
Ia berharap tak ada persoalan yang terjadi di Hari Suci Nyepi yang pertama kali bertepatan dengan ibadah awal bulan puasa.
"(Berharap) Nyepi berjalan aman. Mari kita hargai hari suci kita sendiri, sebagai simbol srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa," demikian Nyoman Kenak.