Denpasar (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengajak berbagai pihak di provinsi setempat untuk terus bersinergi dalam upaya mewujudkan keberpihakan pada petani dan mendukung ketahanan pangan.
"Memang perlu upaya bersama-sama, mulai dari membenarkan hulunya, pemeliharaan hingga di hilir," kata Trisno saat menggelar OSBIM (Obrolan Santai BI bareng Media) di Denpasar, Kamis.
Dengan berpihak pada petani, menurut dia, hal itu juga akan mendukung upaya pengendalian inflasi khususnya yang selama ini sering disumbang oleh komponen volatile food seperti cabai, beras, bawang merah, telor dan sebagainya.
Trisno menambahkan, untuk di sektor hulu, dapat dilakukan dengan pemberian bibit dan pupuk yang bagus kepada petani dan ini instrumennya tentu ada di pemerintah kabupaten/kota.
"Kalau kualitas hasil pertanian bagus, tentu akan mudah terserap oleh pasar. Contohnya saja hotel-hotel pasti akan mau membeli produk petani lokal. Dengan demikian hilirnya tidak akan menjadi masalah," ucapnya.
Terlebih telah ada kerja sama antara group Marriot Internasional Indonesia untuk mendukung dan membeli produk pangan lokal dari para petani Bali.
Selain itu, kata Trisno, sejumlah produk pertanian Bali jumlahnya juga masih kurang dengan kebutuhan sehingga pasar masih cukup luas seperti halnya produk kakao dari Jembrana dengan permintaan yang tinggi.
"Hasil pertanian Bali juga masih kurang banyak jika sekaligus untuk memenuhi kebutuhan wisman dan wisdom ke Bali. Semoga kunjungan wisman tahun ini bisa lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 dengan kunjungan wisman sejumlah 2,2 juta jiwa," ucapnya.
Dalam kesempatan acara yang dihadiri puluhan awak media itu, Trisno juga menyinggung dengan konsistensi, inovasi dan sinergi TPID Provinsi Bali dengan berbagai pihak, juga telah berhasil menahan laju inflasi dan mewujudkan akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali.
Sebagaimana rilis BPS Provinsi Bali, Inflasi Gabungan Kota IHK di Provinsi Bali pada Januari 2023 mencapai 0,66 persen (mtm) atau 5,81 persen (yoy).
Masih terkait dengan upaya sinergisitas, Trisno menyebut pelaksanaan operasi pasar oleh pemerintah daerah juga cukup efektif dalam menahan laju inflasi.
Sementara itu Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali Budi Cahyanto mengatakan operasi pasar yang telah rutin dilakukan pemerintah daerah dengan melibatkan Perumda dan menggandeng distributor termasuk Bulog untuk menjaga stabilitas harga beras.
Melalui operasi pasar itu, Budi Cahyanto juga meminta masyarakat ikut mengawasi. Jika harga eceran tertinggi beras medium Bulog misalnya melebihi HET per kilogram sebesar Rp9.450 yang ditetapkan pemerintah, masyarakat dapat melaporkan.
Saat ini, Bulog telah membuka kerjasama dengan retail modern dalam hal ini jaringan retail Indomaret dengan purchasing order (PO) pertama sebanyak 270 ton.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana dan Direktur Utama Perumda Dharma Santhika Kabupaten Tabanan-Bali Kompyang Gede Pasek Wedha.