Denpasar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Bali, menganggarkan dana sebesar Rp3,51 miliar untuk seluruh duta Denpasar di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023, di mana Rp250 juta di antaranya diberikan untuk pawai pembukaan.
"Kalau di Denpasar kita anggarkan Rp250 juta. Tema Ped Aya (pawai pembukaan) untuk Kota Denpasar dari provinsi yaitu Ekonomi Kreatif Bahari. Dalam satu garapan akan ada iringan gamelan, fragmentari, ada pedagang ikan, bulung, juru pencar dan semua yang berkaitan dengan ekonomi bahari," kata Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Wayan Narta di Denpasar, Kamis.
Narta menyebut sebanyak 200 orang yang tergabung dalam Seka Kesenian Duta Kota Denpasar akan pentas dalam pawai pembukaan yang umumnya digelar setiap Bulan Juni oleh Pemprov Bali.
Khusus pawai pembukaan, proses latihan rencananya akan dimulai pada bulan Maret 2022, di mana saat ini pihaknya telah menunjuk seniman Denpasar dan komunitas seni Naluri Manca sebagai penggarapnya.
Narta menyampaikan bahwa dalam PKB 2023 terdapat 13 institusi dengan 9 kabupaten/kota di dalamnya yang akan melakukan pawai pembukaan dengan tema yang telah ditentukan Pemprov Bali.
Pawai dibatasi dalam waktu 5-7 menit, sehingga seluruh peserta harus terus berjalan dan tidak melakukan pementasan hanya di satu titik.
Sebelumnya di tahun 2022 saat Pesta Kesenian Bali kembali diadakan secara langsung, ia menyampaikan bahwa tak ada tema khusus yang berbeda bagi Pemkot Denpasar maupun institusi lainnya, sehingga saat itu tema yang diambil adalah Manah Toya Ning.
Untuk Pesta Kesenian Bali sendiri, di tahun ini mengambil tema Segara Kerthi Prabhaneka Sandhi yang berarti samudera cipta peradaban.
Nantinya selain Ped Aya, Narta mengungkapkan bahwa dana anggaran akan dibagikan ke Seka Kesenian Duta Kota Denpasar lainnya yang terdiri dari sembilan utsawa atau parade, lima reksadana atau pagelaran, dan sembilan wimbakara atau lomba, sehingga total 23 pertunjukan dari Denpasar.
Kepada media di Denpasar, ia mengatakan bahwa duta di setiap pagelaran dipilih berbeda dari tahun sebelumnya, hal tersebut sebagai upaya pemerataan terhadap kelompok-kelompok seni yang ada di empat kecamatan.
"Ini pemerataan pembinaan agar Denpasar tidak ada kecamatan yang mati. Pemerintah kota merencanakan program padat karya berbasis seni budaya, yaitu membayar kelompok seni supaya hidup, dibuatkan kegiatan dan diikutkan PKB," ujarnya.