Semarapura (Antara Bali) - Pembagunan gedung SMP Kertawisata di Kabupaten Klungkung terganjal konflik antara Desa Adat Selat dengan Yayasan Kertawisata.
"Belum ada kesepakatan antara kami dengan pihak yayasan selaku pengelola SMP Kertawisata," kata Kepala Desa Adat Selat, I Wayan Sudiarsa, Senin.
Menurut dia, warganya menolak dilanjutkannya pembangunan gedung sebelah utara bekas SD Negeri 1 Selat itu karena selama ini SMP Kertawisata di sebelah selatan.
"Pada `paruman` (rapat) sebelumnya tetap memutuskan untuk menghentikan untuk sementara pembagunan tersebut," kata Sudiarsa.
Sebelumnya bagian utara gedung itu dimanfaatkan oleh warga untuk peralatan upacara adat, seperti "pengengge" dan "jempane".
Kepala SMP Kertawisata Wayan Suardana mengakui tidak bisa melanjutkan pembangunan sekolahnya karena persoalan dengan warga belum tuntas, meskipun biaya pembangunan sekolah tersebut yang bersumbe dari dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp270 juta sudah cair.(IPA/M038/T007)
Pembangunan SMP Terganjal
Senin, 29 Oktober 2012 15:50 WIB