Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menegaskan pemerintah berupaya membuat pedoman arsitektur Indonesia, karena menjadi bukti untuk menelusuri perjalanan sejarah dan model pengembangan karakter bangsa.
"Kami akan membuat pedoman arsitektur. Termasuk kementerian pekerjaan umum, lingkungan hidup supaya ikut memikirkan hal ini. Bagaimana kita membuat semacam pedoman gedung atau pun ruang publik, dan perencanaan arsitektur yang memperhatikan lingkungan," kata Mari Elka seusai membuka acara "15 th Asian Congress of Architects" di Nusa Dua, Bali, Senin.
Ia mengatakan, pedomannya harus menyediakan ruang publik, seperti taman atau fasilitas rekreasi dan lainnya. Jadi arsitek itu bukan cuma desain, tapi juga konsep yang harus diberi nilai.
Mari Elka lebih lanjut mengatakan, pihaknya akan mendorong upaya pelestarian bangunan bersejarah, termasuk juga menjaga langgam arsitektur tradisional, kearifan lokal dan cara hidup masyarakat di masa lampau.
"Kami akan mengedepankan pendekatan fisik dan nonfisik. Untuk pendekatan fisik, misalnya membuat desain yang kontemporer dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisional, penggunaan material lokal, perencanaan dan desain," ujarnya.
Sementara untuk nonfisik, kata dia, melalui penciptaan kegiatan dan merumuskan kebijakan publik.
Mari Elka mengemukakan, jika ditilik dari aspek ekonomi kreatif, maka seorang arsitek bukan sekedar membuat desain. Dalam karya arsitektur seseorang arsitek, juga tercermin kreativitas, konsep dan gagasan terhadap ruang.
"Yang harus ditegaskan arsitek bukan tukang gambar. Arsitek itu mempunyai kreativitas, mempunyai kekayaan intelektual dalam membuat desain. Jadi bukan sekedar gambar," katanya.
Dikatakan, untuk membuat desain dan gambar, seorang arsitek juga harus memikirkan keadaan setempat.(LHS/T007)