Denpasar (Antara Bali) - Garis kuning yang terpasang di sejumlah trotoar dan alarm pengatur lalau lintas di Kota Denpasar berfungsi untuk memandu kalangan tunanetra.
"Adanya fasilitas tersebut membuat kami para tunanetra bisa bepergian ke mana saja dengan nyaman tanpa perlu diantar. Namun bagaimana jika salah satu fasilitas tersebut rusak atau dicabut? Tentu sangat menggangu aktivitas orang yang memiliki keterbatasan pengelihatan seperti saya," kata Ketut Masir, seorang tunanetra di Denpasar, Senin.
Ia mempertanyakan, alarm penyeberangan di lampu pengatur lalu lintas depan kampus Universitas Udayana di Jalan PB Sudirman, tidak berfungsi sejak beberapa waktu lalu.
"Kami ucapkan terima kasih pada Pemkot Denpasar yang sudah memberikan fasilitas bagi kami para penyandang tuna netra, dengan melengkapi 'traffic light' dengan suara. Hal itu sangat memudahkan kami saat menyeberang. Namun sejak beberapa hari ini, suaranya tidak terdengar lagi, sehingga kami kebingungan saat menyeberang. Apalagi itu jalur ramai," kata Masir.
Begitu pentingnya alarm tersebut bagi penyandang tunanetra. Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemkot Denpasar kembali memasang fasilitas tersebut."Kami berharap alatnya dipasang lagi sehingga kami bisa menyeberang dengan aman dan nyaman," ujarnya.
Dikonfirmasi terkait tidak berfungsinya alarm penyeberangan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar Gede Astika, tidak menampiknya.
Ia mengatakan alarm yang terpasang di tiang TL tersebut memang sengaja dicabut karena ada penggantian tiang TL oleh Pemprov Bali.(LHS/T007)
Garis Kuning Trotoar Pandu Tunanetra
Senin, 22 Oktober 2012 17:03 WIB