Denpasar (Antara Bali) - Puluhan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Bandara (P2B) Ngurah Rai meminta perlindungan DPRD Provinsi Bali agar tidak sampai terkena gusur.
Ketua P2B Ngurah Rai, Wayan Sukses, di sela-sela unjuk rasa di gedung DPRD Bali di Denpasar, Selasa, mengatakan, PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai akan merelokasi para pedagang yang selama ini berjualan di kawasan tersebut.
"Nantinya PT Angkasa Pura akan melakukan tender ulang siapa yang berhak berdagang di tempat yang baru. Kalau dilakukan tender ulang, kami pengusaha kecil akan kalah dengan pengusaha besar. Kami pasti akan tergusur, sebab untuk ikut tender kami harus membayar sembilan kali biaya sewa lebih dulu," kata Sukses diamini peserta demo lainnya.
Padahal, menurut dia, pedagang yang tergabung di P2B Ngurah Rai sebanyak 98 pedagang adalah warga lokal Bali serta karyawan yang diperkerjakan mencapai 1.500 orang. "Kalau mereka sampai tergusur di tempat yang baru, tentu akan membuat 1.500 orang ikut kehilangan pekerjaan," ucapnya.
Ia menambahkan, pedagang yang tergabung dalam P2B Ngurah Rai menuntut agar semua pedagang bisa direlokasi seluruhnya ke tempat yang baru. Apalagi bandara dikembangkan, bukan sebaliknya diperkecil. Pasti ruangan yang ada akan lebih luas. "Luas ruangan domestik menjadi tiga kali lipat, sedangkan luas ruangan internasional menjadi dua kali lipat," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya saat menemui pendemonstrasi langsung merespon tuntutan para pedagang. Ia meminta pihak PT Angkasa Pura I tidak melakukan tender lebih dulu, sebelum ada keputusan soal para pedagang tersebut.(LHS/T007)