Tabanan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil Bali Made Mangku Pastika mengunjungi dan memberikan motivasi para petani di unit Simantri 585 Pondok Sari di Desa Luwus, Kabupaten Tabanan, agar mereka tetap mencintai sektor pertanian.
"Cita-cita saya saat masih menjadi Gubernur Bali ingin membentuk 1.000 unit Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi), namun tidak mudah juga untuk mencari petani yang bersungguh-sungguh," kata Pastika dalam kunjungannya tersebut di Tabanan, Minggu.
Pastika dalam kunjungan daerah pemilihan bertajuk "Menjaga Keberadaan Simantri" itu mengaku senang Simantri yang terbentuk sejak 2016 itu masih eksis hingga saat ini.
"Simantri hasil utamanya tak saja mendapatkan hasil dari pemeliharaan sapi, tetapi juga dapat menghasilkan pupuk organik," ujar mantan Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Baca juga: Bupati Bangli minta masyarakat cintai produk tani lokal
Berbagai komoditas pertanian yang menggunakan pupuk organik, tambah Pastika, harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Pertanian organik selain bagus dari sisi kesehatan, sekaligus selaras dengan upaya menjaga kelestarian alam.
Pastika dalam kesempatan tersebut juga berjanji untuk membantu menyerap pupuk organik yang dihasilkan Simantri 585 Pondok Sari, Desa Luwus, Tabanan, untuk digunakan di lahan pertanian yang ia miliki.
Pertanian, kata Pastika, menjadi sektor yang terbukti tetap eksis di tengah pandemi COVID-19 dan menjadi penyelamat perekonomian karena semua orang membutuhkan pangan.
"Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian, petani juga harus memberikan sentuhan teknologi. Hal ini sekaligus dapat menarik minat generasi muda agar mau menggeluti pertanian," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Baca juga: Pastika: generasi muda Bali jangan malu jadi petani
Sementara bendahara di Simantri 585 Pondok Sari I Made Sunarda menyampaikan sapi-sapi yang dipelihara dan merupakan bantuan program Simantri, hingga saat ini sudah empat kali beranak.
Bahkan, para anggota Simantri 585, saat itu secara swadaya urunan untuk membeli sapi tambahan agar sapi yang dipelihara jumlahnya lebih banyak.
"Kalau dari dana program Simantri kan dapat digunakan untuk membeli 20 sapi betina dan satu sapi jantan. Tetapi di sini kami tambah karena kami terlalu bersemangat," ucapnya.
Selain sudah berhasil mengembangbiakkan anakan sapi, Simantri setempat juga memproduksi pupuk organik dari kotoran sapi dengan rata-rata produksi hingga 400 sak dalam sebulan.
Pupuk organik yang dihasilkan itu sebagian digunakan oleh para petani anggota Simantri dan sebagian lagi dijual.
Baca juga: Plaga Farm fokus kembangkan sistem pertanian dengan konsep keberlanjutan
Ketua Simantri 585 Pondok Sari I Wayan Bagiasa mengharapkan ada sinergi dari berbagai pihak untuk membantu penyerapan pupuk yang dihasilkan dan berharap dibantu mesin pengolahan pupuk.
Lokasi Simantri yang beranggotakan 21 orang tersebut juga kerap dikunjungi para siswa PAUD/TK untuk belajar pertanian dan mengenal alat-alat pertanian kuno yang memang sengaja dikoleksi.
Dalam kesempatan itu, Pastika yang didampingi staf ahli Ketut Ngastawa, Nyoman Baskara dan Nyoman Wiratmaja juga menyerahkan bantuan paket bahan pokok kepada para petani.