Denpasar (Antara Bali) - Beberapa kelompok usaha penerima bantuan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbang Sadu) Pemprov Bali, kini masih terkendala pemasaran hasil produksi usaha mereka, yakni belum mampu menyentuh pasar yang lebih luas.
"Ada beberapa kelompok usaha industri rumah tangga yang memproduksi dodol salak, namun perkembangannya belum maksimal karena kendala kemasan dan jangakuan pemasaran," kata I Gede Partadana, Perbekel (kepala desa) Bebandem, Kabupaten Karangasem, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, selama ini hasil produksi usaha kelompok tersebut hanya dijual ke pasar tradisional, selain memenuhi pesanan beberapa toko. Sementara untuk penjualan ke pangsa pasar yang lebih luas seperti pasar swalayan masih mengalami kendala, akibat kemasan dodol salak yang dinilai belum menarik.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Putu Astawa mengakui jika pemasaran menjadi salah satu kendala yang dihadapi kelompok usaha penerima bantuan Gerbang Sadu.
"Kami akan membantu promosi seperti melalui pameran dan ke depan perlu dilakukan temu usaha kemitraan dengan pengusaha dan pihak swalayan agar bisa menerima produk mereka," katanya.
Desa Bebandem, Kabupaten Karangasem, merupakan salah satu "pilot project" bersama dengan empat desa lainnya dalam pelaksanaan program Gerbang Sadu dengan memperoleh bantuan dana Rp1 miliar dan Rp20 juta untuk operasional.
Dana Rp1 miliar itu 80 persennya dialokasikan untuk usaha ekonomi produktif dan 20 persen lagi guna mendukung pembangunan fisik penunjang usaha. Dana tersebut disalurkan kepada sekitar 39 kelompok usaha dengan bunga kredit relatif rendah yakni 0,5 persen.(DWA/T007)
Dodol Gerbang Sadu Terbentur Pemasaran
Selasa, 18 September 2012 13:03 WIB