Klungkung (ANTARA) - Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung, Dewa Ketut Sueata Negara, telah memantau perkembangan produksi dan potensi pasar dari produk garam lokal Uyah Kusamba di Koperasi Leep Mina Segara dan supermarket.
Humas Pemkab Klungkung dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu, melaporkan Bupati Suwirta memantau perkembangan pemasaran Uyah Kusamba itu di supermarket (10/5).
Bupati menilai belum berjalan maksimal, karena swalayan dan holding yang ditugaskan menjadi distributor sudah satu tahun tidak ada pengambilan garam atau uyah Kusamba, kecuali beberapa koperasi dan supermarket yang mengambil langsung.
Mengevaluasi hal tersebut, Bupati Suwirta langsung menugaskan Koperasi Leep. Mina Segara menjadi distributor dan harganya disamakan semua sehingga dimana-mana beli uyah kusamba harganya sama.
"Saya berharap sekali Uyah Kusamba ini menjadi tuan di rumahnya sendiri, walaupun ada ekspor itu sebagai ekspansi pelayanan di tengah-tengah kebutuhan lokal kita terpenuhi. Ini memerlukan kerjasama yang keras dan konsisten bagi kita, tidak hanya pegawai negeri yang memanfaatkan garam lokal tapi semua supermarket harus menjual Uyah Kusamba ini," ujar Bupati Suwirta.
Pihaknya juga mengajak komitmen dari pada pengusaha untuk bersama-sama menangani produk lokal, agar mereka merasa bahwa UMKM juga dimajukan dari hulu sampai hilir, karena itu Bupati Suwirta juga memantau tempat pemasarannya di beberapa supermarket.
Dari hasil pantauannya ternyata ada beberapa minimarket yang tidak komitmen menjual produk lokal, ada yang sebagian mempunyai komitmen, bahkan kuat. "Ke depan, saya akan pertegas dinas terkait untuk memantau produk lokal kita yang dijual di minimarket agar semua minimarket lebih serius," tegasnya.
Kepada minimarket, Bupati Suwirta berpesan tidak hanya sekedar menjual produk lokal sebagai simbol mengikuti arahan pemerintah, tetapi harus mempunyai komitmen yang kuat agar produk lokal ini menjadi tuan di rumahnya sendiri dan tentunya perputaran volume usaha UMKM ini mengalami peningkatan.
Serapan Gabah
Selain Uyah Kusamba, Inovasi Bima Juara (Beli Mahal jual Murah) juga terus menjadi perhatian Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam Monitoring dan Evaluasi KUD Jaya Werdhi Takmung dan KUD Panca Satya Dawan.
Inovasi dengan sistem dari hulu ke hilir untuk mensejahterakan petani ini sangat ampuh untuk menekan inflasi terutama beras. Selama tujuh tahun program ini berjalan, evaluasi serapan gabah dari petani masih di kisaran 10 persen, tidak mengalami pergerakan.
Dari hasil pengamatannya Bupati Suwirta mengatakan hal itu terjadi karena pasarnya masih cenderung ke PNS saja dan pasar umun juga tidak begitu banyak karena keterbatasan KUD dalam membeli gabah petani.
"Setelah kita telusuri, KUD yang kita beri peran harus bisa melihat peluang, harus berani mengambil terobosan ekspansi dengan melakukan pinjaman-pinjaman Bank untuk menyiapkan infrastruktur pendukung lainnya, sehingga peran KUD bisa kita optimalkan," ujar Bupati Suwirta.
Selain itu, teknologi juga harus dimasukkan, supaya percepatan serapan gabah ini, sehingga petani bisa menikmati harga gabah yang lebih baik. "Kita akan rapatkan kembali untuk meningkatkan serapan gabah ini, paling tidak 50 persen dari gabah yang ada bisa diambil oleh KUD biar sesuai dengan harapan inovasi Bima Juara ini. Saya juga akan minta Bumdes untuk berperan dalam penyaluran beras," katanya.
Bupati Klungkung monitor perkembangan potensi pasar Uyah Kusamba di supermarket
Rabu, 11 Mei 2022 12:04 WIB