Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat kelima komoditas utama penyumbang inflasi bulan ke bulan selama Desember 2024 merupakan jenis holtikultura.
“Untuk kondisi bulanan memang dari beberapa komoditas yang menyebabkan atau memberi andil cukup tinggi terhadap inflasi kita memang kelimanya dari holtikultura,” kata Plt Kepala BPS Bali Kadek Agus Wirawan.
Ia di Denpasar, Kamis, menyebut inflasi Bali Desember 2024 sebesar 0,31 persen, dimana lima penyumbang tertingginya adalah bawang merah dengan 0,07 persen, disusul cabai merah 0,06 persen, cabai rawit 0,05 persen, tomat 0,04 persen, dan sawi hijau 0,03 persen.
BPS Bali melihat fenomena musim hujan memberi andil penyebab tanaman holtikultura mengalami kenaikan harga di tingkat konsumen, lantaran kondisi tersebut menyebabkan gagal panen serta terbatasnya akses distribusi produk dari petani ke pedagang.
“Dari catatan kami saat ada fenomena seperti hujan terus menerus di beberapa tempat sampai banjir dan tanah longsor, itu berdampak, ketika pasokan dari petani suplainya terhambat entah disebabkan gagal panen atau distribusi tersendat tentu menyebabkan kenaikan harga,” ujar Kadek Agus.
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, secara bulanan pada Desember 2024 inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar 0,49 persen dan terendah Kota Denpasar 0,19 persen.
Saat menghitung inflasi Bali berdasarkan tahun ke tahun, BPS Bali juga menemukan kelompok penyumbang inflasi tertinggi dari penyediaan makanan, minuman, dan tembakau, namun tak ada komoditas holtikultura di dalamnya.
Secara tahunan inflasi Bali tercatat sebesar 2,34 persen, lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 1,57 persen dengan lima andil tertingginya adalah komoditas daging babi dengan andil 0,26 persen, diikuti beras 0,21 persen, kopi bubuk 0,19 persen, daging ayam ras 0,14 persen, dan minyak goreng 0,13 persen.
Kadek Agus mengatakan sepanjang tahun 2024 memang kelompok penyediaan makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi setiap bulan, tetapi komoditas penyumbang angka tertingginya berfluktuasi, bahkan tak jarang komoditas inflasi seperti tanaman holtikultura justru menjadi penyumbang deflasi.