Denpasar (Antara Bali) - Pengamat budaya dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Dr I Ketut Sumadi, menganggap Hari Raya Kuningan sebagai ajang untuk memperbaiki tingkah laku.
"Hari Raya Kuningan yang jatuh Sabtu (8/9) besok bisa menjadi ajang perbaikan diri dan memohon kemakmuran (amertha), mengasah kemampuan intelektual, serta memperhalus budi pekerti," katanya di Denpasar, Jumat.
Umat Hindu Dharma di Bali merayakan Hari Suci Kuningan, rangkaian Hari Raya Galungan yang bermakna memperingati Kemenangan Dharma (kebaikan) melawaan Adharma (keburukan).
Pada Hari Kuningan yang jatuh 10 hari setelah Galungan, umat Hindu juga menghormati para leluhur agar mendapat anugerah keharmonisan, kedamaian dan ketenteraman, sehingga kehidupan ke depan bisa lebih baik.
Ketut Sumadi menambahkan bahwa para leluhur dinilai sangat berjasa dalam memenangkan kebaikan dan menegakkan kebenaran termasuk menjaga keserasian dan keharmonisan antara sesama manusia, dengan lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Kuningan yang dirayakan setiap 210 hari sekali diyakini oleh umat Hindu sebagai hari turunnya para Dewa dan para leluhur ke dunia untuk memberikan penganugerahan kepada umat manusia.
"Oleh sebab itu, patutlah kita bersyukur dan menghaturkan persembahan yang didasari rasa tulus ikhlas dan penuh rasa bhakti dengan melakukan persembahyangan maupun meditasi," ucapnya.(*/T007)