Jakarta (Antara Bali) - PT Pertamina EP berhasil meraih laba bersih Rp9,8 triliun pada semester I-2012 yang ditopang oleh lonjakan harga migas serta peningkatan produksi minyak hingga mencapai 131 ribu barel per hari selama Juni.
"Laba setelah pajak tersebut lebih tinggi dari pencapaian pada periode sama 2011 sebesar Rp8,2 triliun," kata Presiden Direktur PT Pertamina EP Syamsu Alam kepada wartawan di Jakarta, Rabu malam.
Keuntungan yang diraih anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini mencapai 63 persen dari target laba bersih dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2012 sebesar Rp15,5 triliun.
Syamsu Alam mengatakan peningkatan kinerja keuangan tersebut terutama disebabkan faktor harga rata-rata minyak mentah (ICP) dan gas bumi.
Selama semester I-2012, Indonesia Crude Oil Price mencapai 118,8 dolar AS per barel, sedangkan target RKAP 2012 sebesar 90 dolar per barel. Begitu pula harga rata-rata gas yang semula ditargetkan 4,56 dolar per juta metrik british thermal unit (MMBTU), realisasinya 5,02 dolar per MMBTU.
Tingginya harga minyak dan gas bumi juga membuat pendapatan Pertamina EP pada semester I-2012 mencapai Rp25 triliun atau 57 persen dari target tahun ini sebesar Rp43 triliun. 

Syamsu Alam mengharapkan pencapaian kinerja ini dapat terus tumbuh pada semester ke dua mengingat Pertamina EP mampu mempertahankan tren kenaikan produksi minyak dan gasnya.
Sampai akhir semester pertama tahun 2012, lanjut dia, Pertamina EP telah berhasil mencapai angka produksi minyak rata-rata 127,8 ribu barel per hari (bph).
Tren peningkatan produksi minyak terjadi pada periode Maret hingga Juni 2012. Pada Maret 2012 produksi mencapai 128,1 ribu bph, April meningkat menjadi 128,9 ribu bph. "Produksi terus menanjak hingga berada di atas 130 ribu barel yakni pada Mei sebesar 131,4 ribu bph dan Juni sebesar 131,5 ribu bph," katanya.
Sementara untuk produksi gas semester I-2012 rata-rata mencapai 1.050 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dibandingkan semester I-2011 sebesar 1.047 MMSCFD.(*/M038/T007)