Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk mendukung program "Satu Harga BBM" yang dicanangkan Presiden Joko Widodo guna memberikan keadilan di seluruh Indonesia.
"Kami tidak melakukan subsidi silang tetapi Pertamina harus untung, harus menang bersaing dengan para pesaing dan dengan untung inilah kami membantu kepada daerah atau masyarakat lain yang membutuhkan," kata Wakil Direktur Utama PT Pertamina, Ahmad Bambang saat memberikan sambutan malam apresiasi mitra bright gas di Denpasar, Jumat (28/10).
Menurut dia, konsep tersebut dikemas dalam 'spiritual marketing' yang diimplementasikan tahun 2017 didasari atas program Kepala Negara yakni "satu harga BBM".
Dalam konsep itu, BUMN tersebut tidak melakukan subsidi silang atau beban biaya di daerah terpencil akan jadi beban di daerah yang sudah lebih maju seperti di Pulau Jawa.
Jika melakukan subdisi silang, lanjut dia, dikhawatirkan menyebabkan Pertamina tidak bisa berkompetisi dengan kompetitor lain yang kini sudah mulai masuk di kawasan maju tersebut.
Untuk itu pihaknya ingin mencari laba salah satunya dengan mengembangkan bisnis pada produk-produk nonsubsidi di antaranya bright gas dan pelumas.
"Kami harus menang di daerah pesaing, harus menang di bisnis lain, harus untung besar di daerah bersaing seperti di Jawa dan bisnis lain seperti pelumas harus bagus. Kalau sudah untung besar itu berbagi atau membantu masyarakat yang ketinggalan," ujar Ahmad.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengeluarkan kebijakan penyetaraan harga bahan bakar minyak di Papua sama halnya dengan harga BBM yang berlaku di Pulau Jawa.
Sebelumnya harga BBM di Papua mencapai pada kisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per liter dan kini, berkat kebijakan tersebut, harganya turun signifikan menjadi Rp6.450 per liter.
Melambungnya harga BBM di Papua dipengaruhi oleh biaya transportasi mengingat daratan Bumi Cenderawasih itu dipenuhi pegunungan dengan lembah.
Untuk mengatasi persoalan distribusi, Pertamina menyiapkan dua pesawat pengangkut BBM jenis Air Tractor AT-802 dengan kapasitas angkut BBM sekitar 4.000 liter.
Terkait distribusi BBM yang kerap menjadi kendala itu, Ahmad menyebutkan akan menjadi "Rahmatan Lil alamin". (DWA/Adt)