Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengajak nasabah prioritas Bank BJB untuk membeli produk UMKM dari Bali, mengingat sektor UMKM menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi COVID-19.
Pemda Provinsi Jawa Barat meluncurkan program Beli Bali. Lewat borongdong.id, warga Jabar, termasuk nasabah Bank BJB bisa ikut membantu pelaku UMKM Bali dan Jabar dengan membeli produknya.
"Kami titip tadi pagi kami melaunching program Beli Bali, di mana warga Jawa Barat bisa membeli produk-produk kerajinan UMKM Bali," kata Ridwan Kamil dalam siaran persnya di Bandung, Sabtu.
Baca juga: Jabar-Bali luncurkan Program Beli Bali
Menurut Ridwan Kamil, alasan Jabar membantu para pelaku UMKM Bali adalah salah satunya sebagai solidaritas untuk membantu memulihkan ekonomi. Bali sebagai daerah yang sangat mengandalkan pariwisata dan budaya sangat terdampak pandemi COVID-19.
"Kita lihat sendiri kondisi di Bali masih belum sepenuhnya pulih, wisatawannya juga turun, okupansi juga hanya 10-20 persen. Saya kira malam ini kita tunjukkan semangat dari solidaritas kita untuk membeli produk-produk lokal," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Selain itu, kata Ridwan Kamil, dengan ikut serta mendukung program Beli Bali juga secara tidak langsung bisa membantu masyarakat Jabar karena ada beberapa pelaku UMKM Jabar yang tinggal di Bali ikut terdampak pandemi.
"Saya sampaikan dari industri UMKM di Bali ternyata ada warga Jawa Barat yang bekerja di Bali yang terdampak. Kalau malam ini kita bantu kita menolong juga warga kita yang sedang berkesusahan," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: BI Bali dorong digitalisasi UMKM Denpasar dari hulu ke hilir
"Malam ini kami meminta kebesaran hati Bapak Ibu karena COVID-19 tidak bisa selesai sepotong-sepotong. Jabar (kasusnya) turun provinsi lain masih naik, Indonesia belum aman. ‘No one safe untill everyone is safe. No one happy until everyone happy’. Itulah kenapa saya putuskan memang launching-nya di Bali," katanya.
Sementara itu, Layanan Bank BJB untuk nasabah perorangan eksklusif yakni BJB Precious kini berganti nama atau "re-branding" menjadi BJB Prioritas untuk memudahkan layanan untuk semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.
"Perubahan nama menjadi BJB Prioritas, tentunya adalah strategi kami dalam memberikan layanan unggulan serta upaya kami dalam meningkatkan layanan kami, dengan konsep yang lebih modern, simple dan familiar menjadi bagian dari upaya pengembangan bisnis dan diharapkan dapat menjangkau nasabah secara lebih luas," kata Direktur Utama Bank BJB pada saat acara "re-branding" BJB Prioritas secara hybrid di Bali.
Baca juga: Dekranasda Bali minta UMKM jaga kualitas produk
BJB Prioritas dalam "milestone-nya" telah dilakukan beberapa kali penyesuaian nama sebagai bentuk pengembangan inovasi layanan BJB Prioritas, sejak kemunculannya pertama kali di tahun 2007.
Saat itu, layanan ini dinamakan Mitra Prioritas dan setelah itu, pada 2010 layanan kembali berubah nama menjadi Bank BJB Mitra Prioritas, sebelum akhirnya menjadi BJB Precious pada Desember 2012 dan kini di tahun 2021 menjadi BJB Prioritas.
Yuddy mengatakan, dalam top of mind masyarakat, brand "prioritas" berpredikat sebagai layanan khusus bagi nasabah eksklusif dan sudah umum diketahui oleh masyarakat bahwa prioritas adalah hal yang harus diutamakan.
Oleh karenanya, re-branding BJB Precious menjadi BJB Prioritas diharapkan semakin memudahkan masyarakat untuk mengenal layanan tersebut sebagai layanan istimewa dari Bank BJB.
Baca juga: UMKM Batik Kota Probolinggo raih juara pertama UKM berprestasi di Jatim
Sementara itu, Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB Suartini mengatakan dengan visi baru BJB Prioritas yaitu menjadi layanan prioritas yang dapat diandalkan dalam memberikan solusi keuangan dan layanan personal yang terpercaya.
Lahirnya nama baru BJB Prioritas juga diiringi dengan penambahan fasilitas dan layanan yang diberikan untuk nasabah setia BJB Prioritas" ungkapnya.
“Sebelumnya BJB Prioritas memberikan 10 fasilitas dan layanan akan bertambah menjadi 17 fasilitas layanan. Penambahan fasilitas dan layanannya yaitu fasilitas education
arrangement, fasilitas medical arrangement, fasilitas riority arking, fasilitas airport handling, fasilitas helicopter transfer, gratis biaya RTGS dan buku cek/giro, dan limit transaksi yang lebih tinggi," kata Suartini.