Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mendorong UMKM di Kota Denpasar untuk melakukan digitalisasi dari hulu ke hilir agar dapat bertahan dan berkembang di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Selain pemasaran dan penjualan secara digital, kami juga berkoordinasi dengan berbagai pihak mendorong digitalisasi UMKM dari hulu ke hilir dari aspek produksi, pembayaran dan pembiayaan," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Trisno mengemukakan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh kantor pusat Bank Indonesia, UMKM yang menerapkan strategi berjualan secara digital memiliki resiliensi atau ketahanan bahkan mengalami peningkatan penjualan pada kondisi pandemi saat ini.
Baca juga: 12-24 Agustus, Disperindag Denpasar adakan lomba desain "Deva Bali"
Oleh karena itu, kali ini pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar memfasilitasi pelaksanaan webinar bertajuk "Transformasi Digital UMKM Denpasar" dengan menghadirkan narasumber dari pihak Kemenko Kemaritiman dan Investasi serta dari Tokopedia, Shopee, Grab, Balimall, dan BPD Bali.
Kegiatan serupa telah pula dilaksanakan Bank Indonesia Provinsi Bali dalam 2 batch yang diikuti sekitar 521 UMKM dari seluruh Bali. Dari kegiatan sebelumnya, tercatat sekitar 70 UMKM telah berhasil onboarding atau melakukan pemasaran secara digital.
Pihaknya melihat tidak sedikit UMKM menghadapi sejumlah tantangan di tengah pandemi seperti rendahnya inovasi, laporan keuangan yang kurang baik, pemasaran yang kurang luas, sampai dengan rendahnya pemahaman terhadap teknologi digital.
"Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan edukasi dan meningkatkan pemahaman serta keahlian UMKM dalam melakukan pemasaran online dan digitalisasi untuk pengembangan usaha," ujar Trisno.
Selain itu, memfasilitasi UMKM agar dapat melakukan "onboarding" di berbagai platform pemasaran online khususnya marketplace, sesuai dengan pola kegiatan usahanya.
Baca juga: Industri kreatif di Bali promosi lewat peragaan busana daring
Terkait pemanfaatan teknologi digital pada aspek produksi khususnya pada sektor pertanian atau digital farming, juga terus didorong oleh Bank Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas dan menekan biaya produksi. Tercatat Bank Indonesia di tahun 2020 telah melakukan proyek percontohan digital farming di berbagai daerah.
Dari aspek pembayaran, secara konsisten Bank Indonesia mendorong pembayaran digital melalui penerapan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Setelah pelatihan ini, UMKM kami harapkan dapat segera bergabung dengan marketplace dan PJSP yang terlibat, serta secara langsung menerapkan pemasaran serta pembayaran secara digital," kata Trisno.
Di samping itu, pemda agar terus meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku usaha mikro dan kecil yang merupakan pilar utama perekonomian daerah.