Denpasar (ANTARA) - Sempat merasa khawatir karena terkonfirmasi positif COVID-19, namun Ni Kadek Rasini tetap memutuskan bersama sang suami untuk berangkat ke Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Kota Denpasar, Bali, yang merupakan salah satu tempat isolasi terpusat.
Wanita asal Kintamani, Kabupaten Bangli, ini sebelumnya tidak menyangka dirinya terpapar COVID-19 karena dia merasa kondisinya sehat-sehat saja.
Rasini (50) bersama sang suami baru mengetahui dirinya positif COVID-19 saat mengantar cucunya yang demam, untuk berobat ke salah satu puskesmas di Kota Denpasar.
"Dari hasil pemeriksaan, ternyata cucu saya yang kondisi demam itu negatif COVID-19. Tetapi, justru saya dan suami yang merasa baik-baik saja, dinyatakan positif COVID-19," ucapnya.
Akhirnya, pada hari itu juga, tepatnya Senin (16/8) lalu, Rasini bersama suaminya, meskipun berstatus orang tanpa gejala (OTG) harus bersedia menjalani isolasi di Hotel Grand Inna Bali Beach, yang berlokasi di kawasan wisata Sanur, Kota Denpasar.
Hotel tertinggi di Bali ini, merupakan satu diantara sekian hotel di Pulau Dewata yang dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR).
"Awalnya saya merasa takut dan khawatir karena harus menjalani isolasi. Takut jangan-jangan penyakit saya semakin parah ataukah tidak mendapatkan pelayanan dengan baik?" ujar Rasini.
Tetapi, lambat laun rasa khawatir Rasini berkurang karena saat menjalani perawatan di tempat isolasi, dia mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang sangat baik. Selain itu, meski positif COVID-19, ia pun tetap tanpa gejala hingga berakhir masa isolasi pada 25 Agustus 2021.
"Karena menggunakan hotel, sudah tentu ruangan yang kami tempati lengkap dengan AC, televisi, dan ada shower air panas. Setiap harinya saya mendapatkan jatah makan tiga kali, lengkap dengan buah dan vitamin. Selain itu, setiap pagi kami harus mengikuti olahraga bersama," tuturnya.
Di samping itu, ketika ada keluhan, Rasini beserta pasien lainnya di sana, juga dapat menghubungi nomor telepon dokter yang sedang bertugas ataupun menemui langsung dokter tersebut.
Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali awalnya memang telah memilih hotel dan sejumlah gedung badan diklat menjadi tempat isolasi terpusat bagi orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR). Namun, kemudian menjadi lebih digencarkan setelah ada desakan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut dalam kunjungannya ke Provinsi Bali pada 12 Agustus lalu, meminta Bali untuk memperbanyak tempat isolasi terpusat (isoter) dan meningkatkan penelusuran kontak (tracing) serta pemeriksaan/tes (testing) COVID-19 untuk mengendalikan penularan kasus di Pulau Dewata.
Saat kunjungan Luhut ke Bali bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tercatat di Bali saat itu terdapat 45 tempat isolasi terpusat dengan kapasitas 3.740 tempat tidur.
Luhut pun sempat mempertanyakan dengan capaian vaksinasi COVID-19 di Provinsi Bali yang sudah di atas 90 persen, namun tingkat infeksi baru dan kematian akibat COVID-19 di Pulau Dewata masih stagnan atau tidak menurun.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan, pihaknya melihat saat itu ketersediaan tempat isolasi terpusat masih menjadi masalah utama di Bali. "Semestinya sebanyak mungkin yang kena (COVID-19-red) itu masuk isoter (isolasi terpusat-red), untuk mengurangi klaster di keluarga," ujar Luhut.
Dari 12.592 kasus aktif saat itu di Provinsi Bali, tercatat sebagian besar 8.163 orang (85 persen) menjalani isolasi mandiri di rumah sehingga mengakibatkan penularan dan tingginya kasus baru COVID-19 dalam rumah tangga, keluarga terdekat, dan perkantoran.
Kasus Menurun
Jika saat kunjungan Luhut ke Provinsi Bali pada 12 Agustus lalu tercatat jumlah kasus aktif COVID-19 sebanyak 12.592 orang, maka pada 30 Agustus 2021, jumlah kasus aktif atau pasien yang sedang menjalani perawatan sudah jauh turun yakni tinggal 6.322 orang.
Selain itu, dalam kurun waktu enam hari terakhir, penambahan kasus baru COVID-19 di Provinsi Bali sudah menunjukkan tren penurunan. Tidak seperti dalam pekan-pekan sebelumnya yang bertahan di atas 1.000 orang per hari, dan bahkan sempat hampir mendekati 2.000 orang.
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, pada Rabu (25/8) tercatat penambahan kasus baru sebanyak 746 orang, kemudian pada Kamis (26/8) sebanyak 565 orang, Jumat (27/8) sebanyak 558 orang, Sabtu (28/8) sebanyak 474 orang, Minggu (29/8) sebanyak 302 orang dan Senin (30/8) sebanyak 305 orang.
Demikian pula dengan jumlah tempat isolasi terpusat dan kapasitas tempat tidurnya juga sudah lebih besar.
Hingga Jumat (27/8) tercatat di Provinsi Bali terdapat 372 tempat isolasi terpusat yang tersebar di sembilan kabupaten/kota dengan kapasitas 6.780 tempat tidur dan sudah terisi 3.292 tempat tidur (41,20 persen).
Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Made Rentin mengatakan penurunan kasus COVID-19 di Provinsi Bali seiring dengan aktifnya Satgas COVID-19 Provinsi Bali dan kabupaten/kota bersama TNI-Polri menggalakkan isolasi terpusat berjenjang dan bahkan hingga membantu proses penjemputan.
"Dengan demikian, secara otomatis semakin sedikit dari mereka yang terpapar COVID-19 melaksanakan isolasi mandiri," ucapnya.
Bahkan, menurut dia, untuk tempat isolasi terpusat di Grand Inna Bali Beach (GIBB) Sanur, Kota Denpasar, itu masyarakat malah berbondong-bondong mau. Terkadang, pihaknya hingga tengah malam bahkan subuh melayani permohonan warga untuk masuk isolasi terpusat GIBB.
Pada hotel yang berlokasi di kawasan wisata Sanur itu memiliki kapasitas daya tampung untuk 594 orang atau tempat tidur.
Menurut Rentin, isolasi terpusat di Grand Inna Bali Beach memang dikelola oleh Satgas Denpasar, tetapi kebijakan pembiayaan dari APBD Provinsi Bali.
"Bapak Gubernur mengambil kebijakan ini karena kasus di Denpasar tinggi. Demikian juga untuk kabupaten lainnya yang kasusnya tinggi juga isolasi terpusatnya dibiayai APBD Bali seperti Pop Hotel untuk yang warga ber-KTP Tabanan, Fashion Hotel dan Urban Hitz Hotel untuk warga Kabupaten Badung," ucapnya.
Ia pun kembali mengimbau masyarakat yang menjalani isolasi mandiri agar secara sadar untuk pindah ke isolasi terpusat yang telah disiapkan pemerintah daerah, sehingga pandemi COVID-19 menjadi lebih cepat terkendali.
Pihaknya memastikan hingga saat ini tidak ada pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat (isoter) di daerah itu sampai meninggal dunia akibat keterlambatan mendapatkan pertolongan.
"Itu karena ketika ada gejala tertentu saja yang berlebih, maka pada kesempatan pertama dilakukan evakuasi ke rumah sakit rujukan sehingga mendapatkan perawatan secepat mungkin," kata pria yang juga Kepala Pelaksana BPBD Bali itu.
Meski laju kasus baru COVID-19 secara harian di Provinsi Bali telah menurun, pihaknya tetap mengingatkan masyarakat untuk disiplin 6M yakni memakai masker standar dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan menaati aturan
Sementara itu, Kapolres Badung, Bali, AKBP Leo Dedy Defretes mengatakan memang ada kalanya mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 enggan dirawat di tempat isolasi terpusat karena awalnya mereka belump paham.
Tetapi setelah diberikan penjelasan, mereka pun akhirnya mau dirawat di tempat isolasi terpusat. Sedangkan untuk proses perpindahan oleh mereka yang menjalani isolasi mandiri menuju isolasi terpusat, juga dibantu oleh jajaran TNI bersama istansi terkait lainnya yang juga melakukan pendekatan.
Belum lama ini, sekitar 200 orang warga Kabupaten Badung yang sedang menjalani isolasi mandiri, berhasil dipindahkan ke sejumlah titik isolasi terpusat.
Secara keseluruhan, di tempat isolasi terpusat di wilayah Kabupaten Badung tersedia sebanyak 944 tempat tidur dengan menggunakan Hotel Bakung Beach, Wisma Bima I, Wisma Bima II, Hotel Made Bali, Hotel Bakung Sari, Hotel Fashion Legian, Kantor Diklat Agama, Fashion Legian hingga Rusunawa Udayana.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pun pada Minggu (29/8) berkesempatan meninjau tempat isolasi terpusat di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menyatakan mengapresiasi pelaksanaan isolasi terpusat yang dilaksanakan di salah satu hotel di Ibu Kota Provinsi Bali itu.
"Di Bali sangat bagus, kami bisa berkomunikasi secara langsung dengan para penghuni isoter. Apabila terjadi perburukan, maka mereka bisa dirawat dengan cepat di isoter ini," katanya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi Gubernur Bali hingga jajaran bupati/wali kota yang mampu menggeser masyarakat yang sebelumnya melaksanakan isolasi mandiri di rumah untuk pergi ke tempat isolasi terpusat.
Walaupun pelaksanaan isolasi terpusat di Provinsi Bali sudah dinilai berhasil, penting untuk tetap menjaga prokes, menerapkan 5 M, pelaksanaan 3T yakni testing (tes), tracing (penelusuran) dan treatment (perawatan) tidak boleh dikendurkan, demikian juga dengan vaksinasi COVID-19.
Isolasi terpusat jadi jurus Bali turunkan penyebaran COVID-19
Selasa, 31 Agustus 2021 13:41 WIB