"Perseroan optimistis akan menyelesaikan proyek tersebut tepat waktu dengan kualitas terbaik," kata Direktur Utama PT PP Persero Novel Arsyad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Program pembangunan kawasan suci pura tersebut bertujuan untuk menertibkan dan pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih.
Selain itu, Pura Besakih juga merupakan objek wisata di Pulau Bali yang banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga perlu dilakukan penataan sesuai dengan fungsinya.
Baca juga: AP I dukung kenyamanan Pura Besakih-Karangasem dengan "public restroom"
Dalam pembangunan proyek ini, PT PP dipercaya sebagai kontraktor pelaksana oleh Kementerian PUPR untuk mengerjakan penataan kawasan suci tersebut.
Adapun lingkup pekerjaan yang akan dilakukan oleh PTPP, antara lain persiapan, perancangan konstruksi, pelaksanaan konstruksi Area Manik Mas dan Area Bencingah, serta pemeliharaan konstruksi.
"Proyek penataan kawasan ini akan dikerjakan dengan masa pelaksanaan 515 hari kalender dengan masa pemeliharaan selama 360 hari kalender," katanya.
Proyek yang dimulai pada Agustus 2021 ini optimistis akan diselesaikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu Desember 2022.
Penataan Kawasan Suci Pura Besakih dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang mencakup dua area, yaitu Area Manik Mas dilakukan peningkatan kapasitas tempat parkir beserta penataan sarana dan prasarana penunjangnya.
Selain area tersebut, penataan bangunan dan utilitas dalam rangka pelindungan Kawasan Pura Agung Besakih akan dilakukan di area masuk atau Area Bencingah. Proyek yang bernilai Rp387 miliar ini didanai APBN Tahun Anggaran 2021-2022.
PT PP akan mengerjakan pelaksanaan konstruksi pada Area Manik Mas yang terdiri atas gedung parkir lima lantai dan basement, 18 unit kios besar, 12 unit kios kecil, bale pasandekan, bangunan anjung, dan fasilitas jalan akses.
Baca juga: Wagub Bali harapkan Pura Besakih semakin baik pengelolaannya
Sementara itu, pada Area Bencingah PT PP akan mengerjakan pembangunan 196 unit kios besar, 124 unit kios kecil, bale pasandekan, bale gong, serta pelataran dan area bermain anak.
Pulau Bali merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia yang memiliki daya tarik identik dengan seni, budaya, dan keagamaan.
Salah satu budaya dan pusat peribadatan tertua yang berada di Bali, yaitu Pura Besakih kerap menjadi tujuan wisatawan baik yang berasal dari domestik maupun mancanegara.
Pura Besakih adalah tempat persembahyangan umat beragama Hindu yang mana merupakan pura terbesar di Pulau bali yang berlokasi di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem itu.
Tempat suci itu terletak 52 kilometer dari Kota Denpasar dan dapat ditempuh melalui jalur darat selama 1,5 jam. Kawasan tersebut memiliki sebuah pura pusat atau disebut Pura Penataran Agung Besakih dengan dikelilingi 18 pura pendamping.
Kementerian PUPR: 'multiyears' 2021-2022
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menata kawasan suci Pura Agung Besakih, Bali, untuk mempersiapkan pemulihan pariwisata dan meningkatkan kenyamanan wisatawan.
“Dalam tatanan normal baru untuk hidup berdamai dengan pandemi COVID-19, pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah pariwisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta (22/5/2021).
Menurut dia, pekerjaan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat, karena Pura Besakih adalah aset nasional.
Baca juga: Waskita Karya siapkan desain gedung parkir di Pura Besakih
Kawasan ini merupakan kawasan cagar budaya di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penataan kawasan kompleks pura yang terletak di Desa Besakih tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan Pemerintah Provinsi Bali yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo.
Selain pembiayaan melalui APBD, penataan kawasan Pura Besakih juga dibiayai melalui APBN untuk pembangunan gedung parkir mobil dan bus serta pekerjaan kawasan, dan bangunan kios area Bencingah dengan total biaya Rp514,2 miliar.
Kegiatan konstruksi fisik akan dilaksanakan secara multiyears kontrak mulai 2021 dan diharapkan dapat dimanfaatkan pada Maret 2022, sebagai fasilitas pendukung untuk upacara tawur labuh gentuh dan mrebu gumi di Pura Agung Besakih. Kegiatan penataan kawasan Pura Besakih diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan umat untuk beribadah sekaligus kenyamanan wisatawan yang berkunjung, mengingat upacara ini melibatkan masyarakat Hindu se-Bali.
Gedung parkir ini dibangun bertingkat ke bawah empat lantai dengan luas total 55.201 meter persegi. Sesuai rencana, gedung parkir ini akan menampung 1.369 mobil, 61 bus sedang dan lima bus besar.
Gedung parkir ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada saat upacara peribadatan atau pada masa puncak kedatangan wisatawan yang berdampak pada kemacetan akibat banyaknya kendaraan umum maupun pribadi yang datang. Kemacetan yang terjadi pada lokasi eksisting untuk menuju atau meninggalkan kawasan Pura Besakih dapat mencapai puluhan kilometer.
Baca juga: Koster sambut positif penataan parkir di Pura Besakih
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan tidak hanya tempat ibadah kaum Muslim, tetapi juga Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu yang menjadi perhatian dari Kementerian PUPR.
“Rencana pembangunan penataan kawasan suci Pura Besakih ini akan dilakukan selama dua tahun dari 2021 hingga 2022 dengan metode design and build. Ground breaking akan dilakukan pada pertengahan tahun 2021 ini,” ujar Diana.
Sementara itu Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Boby Ali Azhari mengatakan proses perencanaan hingga pelaksanaan akan menggunakan building information modelling (BIM). “Penggunaan BIM untuk memudahkan apabila ada perubahan-perubahan yang terjadi,” kata Boby.
“Dalam tatanan normal baru untuk hidup berdamai dengan pandemi COVID-19, pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah pariwisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta (22/5/2021).
Menurut dia, pekerjaan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat, karena Pura Besakih adalah aset nasional.
Baca juga: Waskita Karya siapkan desain gedung parkir di Pura Besakih
Kawasan ini merupakan kawasan cagar budaya di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penataan kawasan kompleks pura yang terletak di Desa Besakih tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan Pemerintah Provinsi Bali yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo.
Selain pembiayaan melalui APBD, penataan kawasan Pura Besakih juga dibiayai melalui APBN untuk pembangunan gedung parkir mobil dan bus serta pekerjaan kawasan, dan bangunan kios area Bencingah dengan total biaya Rp514,2 miliar.
Kegiatan konstruksi fisik akan dilaksanakan secara multiyears kontrak mulai 2021 dan diharapkan dapat dimanfaatkan pada Maret 2022, sebagai fasilitas pendukung untuk upacara tawur labuh gentuh dan mrebu gumi di Pura Agung Besakih. Kegiatan penataan kawasan Pura Besakih diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan umat untuk beribadah sekaligus kenyamanan wisatawan yang berkunjung, mengingat upacara ini melibatkan masyarakat Hindu se-Bali.
Gedung parkir ini dibangun bertingkat ke bawah empat lantai dengan luas total 55.201 meter persegi. Sesuai rencana, gedung parkir ini akan menampung 1.369 mobil, 61 bus sedang dan lima bus besar.
Gedung parkir ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada saat upacara peribadatan atau pada masa puncak kedatangan wisatawan yang berdampak pada kemacetan akibat banyaknya kendaraan umum maupun pribadi yang datang. Kemacetan yang terjadi pada lokasi eksisting untuk menuju atau meninggalkan kawasan Pura Besakih dapat mencapai puluhan kilometer.
Baca juga: Koster sambut positif penataan parkir di Pura Besakih
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan tidak hanya tempat ibadah kaum Muslim, tetapi juga Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu yang menjadi perhatian dari Kementerian PUPR.
“Rencana pembangunan penataan kawasan suci Pura Besakih ini akan dilakukan selama dua tahun dari 2021 hingga 2022 dengan metode design and build. Ground breaking akan dilakukan pada pertengahan tahun 2021 ini,” ujar Diana.
Sementara itu Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Boby Ali Azhari mengatakan proses perencanaan hingga pelaksanaan akan menggunakan building information modelling (BIM). “Penggunaan BIM untuk memudahkan apabila ada perubahan-perubahan yang terjadi,” kata Boby.