Denpasar (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) memberi manfaat besar terhadap produktivitas pertanian sehingga pasokan air terjamin sepanjang musim dalam bercocok tanam.
"Kami merasakan keberadaan RJIT dari Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut, karena dengan program itu pasokan air bagi tanaman dan lahan pertanian menjadi terjamin," kata seorang petani organik, Ida Bagus Gede Arsana di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan pihaknya merasakan manfaat RJIT sebab dengan adanya perbaikan saluran tersier, ini otomatis ketersediaan air untuk memperlancar setiap musim tanam menjadi terjamin. Bahkan dengan lancarnya pasokan air mampu meningkatkan produksi pertanian.
Namun, jika saluran air tidak diperbaiki, kata Ida Bagus Arsana, akan terjadi kebocoran air. Sehingga tidak dapat mengairi sawah petani dan menjadi persoalan bagi para petani.
"Jika saluran tersier air tidak diperbaiki dan terjadi kebocoran di sana sini, biasanya untuk area satu tempat 50 hektare, sulit untuk menjamin air, kadang-kadang baru sampai 35 hektare sudah gak ada air. Ya, karena kebocoran iar tersebut. Jadi berbeda sekali kalau saluran airnya direhabilitasi oleh pemerintah, sangat membantu petani untuk mengatur jadwal tanam dan mengatur luas area," ujarnya.
Baca juga: Pemuda Gobleg-Bali adakan Pelatihan Pertanian Berbasis Teknologi
Tidak hanya itu saja, ujar Ida Bagus Arsana, dengan adanya program RJIT tersebut, sekarang mampu membantu petani dalam meningkatkan produktivitas tanam.
"Kalau saya kan di pertanian organik, kalau di pertanian organik saya yakin produktivitas meningkat, karena airnya sudah tersedia dengan sangat baik. Selama ini kesulitannya begitu, pas padi perlu air kadang-kadang gak nyampe. Kata petani apa, lebih banyak bocor di dalam perjalanannya," ucapnya.
Selain itu, kata Ida Bagus Arsana, jika saluran air baik maka para petani juga bisa mengatur rencana tanam tepat waktu dan langsung melanjutkan tanam atau mengganti tanam setelah panen.
"Kami bisa ngaturnya dengan tepat waktu. Jadi umur tanaman misalnya padi 4,5 bulan bisa panen atau 120 hari panen, karena air ada tersedia, bisa ditanam padi lagi atau kita alihkan untuk pengairan lain. Jadi ganti nanam palawija. Jadi kita bisa ngatur, karena air ini khan sangat vital yang diperlukan petani," katanya.
Baca juga: Kementan jamin pangan aman hingga Desember 2021
Menurut, Ida Bagus Arsana, saat ini pemerintah sudah sangat mendukung para petani dari program RJIT. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah agar memperhatikan kualitas bahan pembuatan saluran tersebut.
"Bahan kualitas pembuatan saluran tersier itu harus yang wajar, artinya umur ekonomisnya dirasakan oleh petani dalam waktu yang panjang, kadang-kadang baru dipakai 3 tahun sampai 4 tahun udah jebol retak, bolong di sana sini, nah itu yang merugikan petani, jadi untuk umur ekonomisnya kalau semakin panjang itu akan meringankan beban buat petani," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kebutuhan air sangat diperlukan, khususnya untuk mendukung budi daya pertanian.
Menteri Syahrul Limpo menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Dalam pertanian, pasokan air harus selalu tersedia.
Kementerian Pertanian mendukung hal tersebut dengan kegiatan RJIT untuk memastikan pasokan air akan sampai ke lahan-lahan persawahan petani.