Denpasar (Antara Bali) - Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus menilai kebijakan kepariwisataan di daerahnya belum terintegrasi dengan baik.
Menurut dia, di Denpasar, Rabu, jika kebijakan pemerintah masih saja belum padu, maka dikhawatirkan pelan-pelan destinasi wisata di Pulau Dewata akan ditinggalkan wisatawan.
Lama tinggal (length of stay) wisatawan asing di Bali yang sekarang makin singkat dibandingkan periode sebelumnya, menurut dia menjadi gejala bahwa perlahan Pulau Dewata mulai ditinggalkan wisatawan.
"Ini harus hati-hati kita melihat untuk ke depannya karena sesungguhnya semua orang yang berwisata ingin nyaman," ujarnya.
Namun realitanya, kata Perry, kemacetan lalu lintas terjadi di berbagai ruas jalan di Bali. Bahkan berita tentang kemacetan di Kuta setiap hari menjadi "headline" atau berita utama koran-koran di Australia.
"Itu membuat wisatawan ataupun calon wisatawan yang mau datang bisa membayangkan Bali sudah tidak nyaman. Apa itu mau dijejali lagi, tanpa upaya untuk menanggulangi?" tanyanya.
Apalagi, kata dia, ditambah dengan terlalu banyaknya akomodasi wisata di daerahnya yang kini kondisinya sudah "over supply", jika terus dijejali maka akan semakin menambah ketidaknyamanan wisatawan.(LHS/T007)