"Inovasi layanan-layanan ini semuanya mendukung social dan physical distancing karena memfasilitasi transaksi dengan tatap muka tanpa kontak fisik, semua dapat dilakukan hanya menggunakan smartphone," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Pasar Badung Denpasar, Bali, Selasa.
Melalui acara "Transformasi Digital Pasar Tradisional" itu, resmi tiga pasar tradisional besar di Kota Denpasar yakni Pasar Badung, Pasar Kreneng, dan Pasar Sanglah menerapkan pungutan berbasis elektronik dan pembayaran nontunai berbasis QRIS.
Baca juga: BI: Di Tabanan, Empat pasar terapkan e-retribusi berbasis QRIS
Sebelumnya, di wilayah Denpasar yang merupakan ibu kota Provinsi Bali telah terdapat beberapa pasar tradisional yang menggunakan QRIS dalam transaksinya seperti Pasar Kedonganan, Pasar Phula Kerti, Pasar Ketapean, Pasar Anyarsari, Pasar Angsoka, Pasar Agung, dan Pasar Lokitasari.
"Selain higienis dan mudah digunakan, dengan QRIS pedagang tidak perlu lagi menyiapkan uang kembalian dan bebas risiko pencurian maupun penemuan uang palsu," ujar Trisno.
Ia menambahkan masyarakat pun kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik atau tatap muka.
Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berjalan.
Selain itu, setiap transaksi yang dilakukan akan otomatis tercatat dalam ponsel pintar pedagang sehingga mampu digunakan untuk pengajuan kredit usaha.
QRIS juga menguntungkan karena mengikuti perubahan aman dan bebas biaya bagi usaha mikro.
"Sebagai opsi pembayaran yang CeMuMuAH (cepat, mudah, murah, aman dan handal), akselerasi implementasi QRIS di wilayah Bali sangat cepat progresnya dan masuk ke dalam peringkat tujuh besar nasional. Per 18 Juni 2021, sebanyak 237.182 merchant di Bali telah merasakan manfaat menggunakan QRIS," ucapnya.
Baca juga: Pedagang pasar di Badung manfaatkan pasar.id BRI layani pembeli selama pandemi
Trisno dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kota Denpasar, Perumda Pasar Tradisional Kota Denpasar, serta BPD Bali yang senantiasa mendukung penerapan transformasi digital.
"Ayo kita jadikan transformasi digital ini tidak hanya sebatas kegiatan, namun sebagai sebuah gerakan berkelanjutan yang harapannya mampu menstimulus geliat aktivitas ekonomi baik penjualan maupun konsumsi masyarakat menuju Bali Bangkit," katanya.
Pandemi COVID-19 yang sudah berjalan 1,5 tahun ini memberikan guncangan yang cukup keras di hampir seluruh sektor sosial ekonomi,
Bahkan, kata Trisno, Bali menjadi provinsi yang paling terdampak dengan angka pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2021 sebesar minus 9,85 persen (yoy).
"Namun, kita harus tetap semangat dan optimis, bersama-sama kita mampu memutus rantai penularan COVID-19 ini dan siap beradaptasi, siap bertransformasi untuk Bali Bangkit," kata Trisno mengakhiri sambutannya.
Acara itu juga dihadiri Wali Kota Denpasar Gusti Ngurah Jaya Negara, Anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya, Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Direktur Utama BPD Bali, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata, perwakilan OPD di Kota Denpasar dan undangan lainnya.
video oleh Pande Yudha